HUKAMANEWS - Mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia periode 2014-2019, Prof. Nila Moeloek, mengungkapkan kekhawatirannya terkait kasus perundungan (bullying) yang terjadi di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Ia menegaskan bahwa meski perundungan di dunia pendidikan bukanlah hal baru, situasi ini menjadi lebih mengkhawatirkan ketika terjadi di lingkungan medis yang penuh tekanan.
Menurut Prof. Nila, profesi dokter memang merupakan salah satu pekerjaan yang sarat dengan tekanan karena menyangkut nyawa manusia.
“Sekolah kedokteran itu stres, karena saya juga dulu berpikir, harus menyelamatkan nyawa, ini taruhannya nyawa,” ujar Nila di Jakarta Selatan, Kamis 19 September 2024.
Ia menambahkan bahwa tekanan yang dihadapi oleh dokter berbeda dengan profesi lainnya yang mungkin tidak berhubungan langsung dengan risiko kehilangan nyawa seseorang.
Profesi dokter memang memiliki tantangan yang berbeda. Menurut Prof. Nila, selain harus memiliki kemampuan medis yang mumpuni, seorang dokter juga harus siap menghadapi tekanan emosional dan mental dalam menjalankan tugasnya.
Namun, ia menekankan bahwa alasan-alasan ini tidak bisa dijadikan pembenaran untuk melakukan perundungan.
“Berbeda dengan pekerjaan lain yang mungkin tidak berkaitan dengan nyawa,” lanjutnya.
Meski ada pemahaman bahwa pendidikan dokter yang keras bisa mempersiapkan mental calon dokter agar lebih kuat, Prof. Nila menegaskan bahwa perundungan bukanlah metode yang tepat.
Menurutnya, kondisi seperti ini harus dievaluasi oleh semua pihak, termasuk pemerintah, dalam mengelola sistem pendidikan dokter spesialis.
Kasus perundungan yang terjadi di PPDS perlu menjadi bahan introspeksi bersama.
Prof. Nila menyatakan bahwa pihak yang berwenang, seperti pimpinan institusi, harus mengambil tindakan tegas terhadap pelaku perundungan.