Alfons Tanujaya, seorang pengamat keamanan siber, mengatakan bahwa Bjorka memang pintar memanfaatkan celah keamanan.
Dia gak cuma asal-asalan nyolong data, tapi dia tahu data mana yang sensitif dan bisa ‘menjual’.
Dengan membocorkan data milik pejabat tinggi negara, dia berhasil mencuri perhatian publik dan memancing kepanikan.
"Data yang dicuri ini bukan data sembarangan. Ada data KLU, KPP, sampai status PKP. Ini jelas data yang diambil dari sistem pajak," ujar Alfons.
Hal ini membuktikan bahwa kebocoran ini bukan cuma main-main, tapi serius dan terstruktur.
Baca Juga: Menjerit Histeris Sampai Digotong Paksa Keluar dari Apartemen Akhirnya Nikita Mirzani Jemput Lolly
Menanggapi hal ini, Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP, Dwi Astuti, mengaku bahwa pihaknya masih mendalami kebocoran ini.
"Kami sedang melakukan pendalaman terkait informasi kebocoran data yang beredar," katanya.
Ya semoga aja investigasi ini bener-bener menghasilkan solusi, bukan cuma jadi bahan obrolan warung kopi.
Kalau ngomongin soal Bjorka, dia udah ‘malang-melintang’ di dunia pembocoran data Indonesia.
Pada 7 Juli 2023, dia pernah mengklaim meretas dan membocorkan 34,9 juta data paspor milik warga Indonesia.
Gak puas, pada 20 Agustus 2022, dia juga mengaku membocorkan 26 juta riwayat pencarian pelanggan Indihome.
Aksi terbesarnya mungkin saat dia berhasil mencuri data 105 juta calon pemilih yang dikelola KPU pada 6 September 2022.