HUKAMANEWS - Jakarta kembali bergolak. Lebih dari seribu personel keamanan gabungan dikerahkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa yang melibatkan sejumlah elemen masyarakat di sekitar Patung Arjuna Wijaya, Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), hingga depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Ini bukan sekadar pengamanan biasa—ini adalah pertaruhan keamanan di jantung ibukota.
Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro, Kapolres Metro Jakarta Pusat, mengonfirmasi bahwa total 1.273 personel disiagakan untuk memastikan situasi tetap kondusif.
"Dalam rangka pengamanan aksi elemen masyarakat di bundaran Patung Kuda Monas dan sekitarnya, kami melibatkan sejumlah 1.273 personel gabungan," ujar Susatyo, Kamis lalu.
Personel yang dikerahkan berasal dari berbagai instansi, termasuk Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda DKI, dan beberapa instansi terkait lainnya.
Jakarta di Bawah Bayang-bayang Pengamanan
Personel keamanan ini ditempatkan di berbagai titik strategis. Mereka tersebar dari Patung Arjuna Wijaya hingga depan Gedung MK dan Istana Merdeka.
Baca Juga: Politik DPR dan Usia Minimum Calon Pilkada, Kaesang Pangarep dan Dinamika Kepentingan
Ini bukan sekadar formalitas; ini adalah bagian dari strategi untuk mencegah massa aksi masuk ke kawasan MK dan Istana Merdeka, yang jelas menjadi titik panas dalam setiap unjuk rasa yang berkaitan dengan isu politik atau hukum besar.
Pengamanan lalu lintas juga dilakukan dengan situasional.
Artinya, penutupan atau pengalihan arus lalu lintas di sekitar bundaran Patung Kuda Monas dan beberapa lokasi lain akan dilakukan tergantung pada perkembangan di lapangan.
"Apabila jumlah mereka tidak banyak, lalu lintas normal seperti biasa. Kita lihat jumlah nanti, bila sekitar bundaran Patung Kuda Monas itu mereka cukup banyak dan eskalasi meningkat, maka arus lintas yang akan mengarah ke sana akan dialihkan," jelas Susatyo.
Ini adalah manuver yang terukur, di mana keputusan diambil sesuai dengan situasi yang berkembang.