Kedua pelaku berhasil meraup keuntungan sekitar Rp5 juta per minggu dari potongan uang selebgram dan situs judi daring itu sendiri.
"Uangnya untuk biaya hidup sehari-hari, termasuk untuk membeli kendaraan roda empat. Ini kakak beradik kerjanya mereka hanya di sini (merekrut selebgram promosi judi daring)," ujarnya.
Saat ini, Polresta Bogor Kota masih melakukan pengejaran terhadap pihak yang diduga memerintahkan dua pelaku ini.
"Masih dilakukan pengembangan dan pengejaran untuk tersangka bekerja oleh siapa. Tentu kami akan berkoordinasi dengan siber Polda untuk jaringan situs yang lebih besar," kata Lutfi.
Baca Juga: Cara Mudah Padankan NIK Jadi NPWP, Ikuti Langkah-Langkah Sebelum Batas Akhir 30 Juni 2024
Kedua pelaku dijerat dengan Pasal 45 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara.
Penangkapan ini menunjukkan betapa maraknya modus operandi yang digunakan oleh pelaku judi daring untuk menarik perhatian selebgram. Menggunakan akun palsu untuk memanipulasi opini dan menipu orang lain menjadi salah satu taktik utama.
Dampak dari aktivitas ini tidak hanya merugikan para selebgram, tetapi juga memperburuk citra media sosial sebagai platform yang aman dan dapat dipercaya.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan peran aktif dari masyarakat dan penegak hukum. Masyarakat harus lebih waspada terhadap tawaran yang menjanjikan keuntungan instan, terutama yang berkaitan dengan aktivitas ilegal seperti judi daring.
Baca Juga: Syahrul Yasin Limpo Hadapi Tuntutan KPK Terkait Kasus Korupsi di Kementan Senilai Rp44,5 miliar
Sementara itu, penegak hukum harus terus meningkatkan upaya penegakan hukum dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk membongkar jaringan yang lebih besar.
Penanganan kasus judi daring memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam hal teknologi dan jejak digital.
Pelaku seringkali menggunakan berbagai cara untuk menyembunyikan identitas dan lokasi mereka.
Oleh karena itu, kerjasama antara penegak hukum dan ahli teknologi informasi sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan ini.
Baca Juga: Tips Memilih Pembalut Aman Selama Menstruasi dan Cara Penggunaannya untuk Menjaga Kesehatan Kulit