HUKAMANEWS - Pasca-pancaroba pemilu 2024, Indonesia kini berada di persimpangan sejarah baru.
Pemilihan Presiden / Pilpres 2024, yang telah mengukir sejarah dengan penobatan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai nahkoda baru Indonesia, membuka babak baru dalam dinamika demokrasi tanah air.
Kemenangan yang disematkan pada duet "gemoy" ini, bagaimanapun, membawa serta sebuah epilog sengketa yang kini tengah dipentaskan di Mahkamah Konstitusi (MK).
Dikemas dalam semarak demokrasi, gugatan yang dilontarkan oleh kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar serta Ganjar Pranowo-Mahfud Md tidak hanya merefleksikan hak konstitusional mereka, tapi juga menjadi sebuah prisma yang memantulkan seberapa jauh kaca mata publik mempercayai lembaga pengadil konstitusi kita.
Menyimak pernyataan Charles Simabura, seorang pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas, langkah hukum yang diambil oleh kedua kubu ini merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap proses demokrasi dan konstitusi yang telah kita junjung tinggi.
Gugatan ke MK, lebih dari sekedar pertarungan angka dan bukti, adalah tentang menjaga integritas pemilihan umum dari praktik kecurangan yang mungkin terjadi.
Di tengah pusaran sengketa ini, MK berdiri sebagai penjaga terakhir dari nilai-nilai konstitusional yang kita miliki.
Dengan tenggat waktu 14 hari kerja untuk memutuskan kasus, MK dihadapkan pada tantangan yang bukan hanya seputar logistik dan waktu, tetapi juga tentang bagaimana mereka dapat mengembalikan dan bahkan meningkatkan kepercayaan publik terhadap lembaga tersebut.
Optimisme terhadap keadilan yang bisa ditegakkan MK menjadi sorotan utama.
Baca Juga: Makjleb! Begini Komentar Gibran Soal Pemilu Diulang Tanpa Dirinya
Dalam wawancara dengan Ketua MK, Suhartoyo, terungkap sebuah semangat bahwa meski beban ganda ditaruh di pundak para hakim akibat dua gugatan yang harus diselesaikan, mereka tetap optimistis dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya.
Ketidakmampuan Anwar Usman untuk ikut serta dalam proses pengadilan kali ini menambah dinamika tersendiri dalam perjalanan MK memutus sengketa ini.
Namun, di balik semua ini, terdapat sebuah harapan yang lebih besar dari sekedar menang atau kalah.