HUKAMANEWS - Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA), David Sumual, mengungkapkan keprihatinannya terhadap penyelewengan penggunaan fasilitas pinjaman online (pinjol) yang lebih banyak terfokus pada pinjaman konsumtif.
Dalam Forum Diskusi Denpasar (FDD) 12 secara virtual, David menyatakan bahwa hal ini bisa membawa dampak negatif terhadap perekonomian.
Salah satu dampak yang diungkapkan oleh David adalah penyalahgunaan dana pinjol untuk bermain judi online.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat bahwa transaksi judi online mencapai lebih dari Rp200 triliun sepanjang tahun 2023.
Hal ini tidak hanya menimbulkan potensi kerugian finansial pribadi, tetapi juga membahayakan nilai tukar rupiah karena aliran modal keluar yang signifikan.
Menanggapi hal ini, David mendorong perlunya pengaturan yang lebih ketat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap sektor pinjol.
Ia menekankan bahwa fasilitas pinjol seharusnya diarahkan untuk kebutuhan yang bersifat produktif, sejalan dengan prinsip beberapa startup financial technology (fintech) yang telah mengambil langkah positif dalam hal ini.
"Pinjaman online sebenarnya membantu masyarakat yang belum bankable, namun, perlu adanya panduan dari otoritas, seperti OJK, agar lebih banyak yang diarahkan ke pinjaman produktif. Kita perlu memastikan bahwa pinjol berfungsi sebagai alat bantu perekonomian, bukan sebagai pemicu masalah baru," ungkap David.
David juga menyoroti peran positif pinjol dalam memberikan akses keuangan kepada masyarakat yang sulit dijangkau oleh sektor perbankan.
Baca Juga: 5 Manfaat Tidur Bareng Kucing Buat Kamu yang Pengen Nyenyak dan Bangun Happy!
Terutama bagi mereka yang berada di daerah-daerah terpencil, pinjol menjadi alternatif yang lebih mudah diakses.
Namun, dia mengakui bahwa perlunya sinergi antara otoritas, sektor finansial, termasuk perbankan, dan startup fintech untuk mencapai keselarasan dan meminimalkan risiko.
"Pentingnya sinergi antara otoritas, sektor perbankan, dan startup fintech tidak dapat diabaikan. Kita harus menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan positif, sambil memastikan bahwa setiap pihak bertanggung jawab atas perannya dalam mendukung perekonomian," tutupnya.