"Harus ada suara-suara yang didengar oleh elemen bangsa lain, bahwa juga ada para NU di luar struktur-struktur PBNU yang kemudian masih ingin memainkan politik kebangsaan, bukan politik kekuasaan."
"Orang juga bertanya apa sih yang didapat oleh PBNU, konsesi konsesi politik apa yang akan didapat, betulkah rumor yang ada bahwa NU akan dapat konsesi tambang. Worth it kah untuk ditukar dengan politik kekuasaan dan bukan politik kebangsaan dan menggadaikan marwah NU, misalnya kalau benar itu ya," jelas Gus Nadir.
"Dan saya merasa bahwa kenapa sih retorikanya itu ternyata netral tapi tidak netral," sesal Gus Nadir.***