“Saya yakin kita akan kendalikan di level yang masih berkesinambungan. Mereka siap kendalikan anggaran supaya tetap berkesinambungan,” katanya.
Pernyataan Purbaya Yudhi Sadewa menjadi sinyal bahwa pemerintah tidak menutup mata terhadap kritik dan proyeksi eksternal, namun tetap menempatkannya dalam konteks yang proporsional.
Prediksi Bank Dunia dipandang sebagai referensi, bukan vonis final atas arah fiskal Indonesia.
Di tengah ketidakpastian global, narasi pengelolaan APBN tidak hanya soal angka, tetapi juga soal kapasitas negara dalam mengendalikan kebijakan.
Reformasi pajak, pemanfaatan teknologi, dan disiplin belanja menjadi faktor penentu yang kerap luput dari model proyeksi makro.
Bagi publik, pesan Purbaya jelas.
Cermati setiap prediksi ekonomi dengan kritis, karena pada akhirnya arah defisit APBN Indonesia ditentukan oleh kebijakan yang dijalankan, bukan sekadar ramalan di atas kertas.***
Artikel Terkait
Purbaya Yudhi Sadewa Ungkap Syarat Indonesia Tumbuh 8 Persen: Stabilitas Sosial hingga Sumitronomics
Kok Bisa Bandara Sebesar Itu Tanpa Izin? Purbaya Langsung Turun Siap Gerebek Administrasi Morowali
Menkeu Purbaya Ancam Bekukan Bea Cukai: Sinyal Perombakan Besar atau Strategi Kejut?
Menkeu Purbaya Beberkan Strategi Baru, Vokasi Diperkuat, Magang Nasional Diperluas, Benarkah Lowongan Kerja Bakal Meledak?
Menkeu Purbaya Tegaskan Penanganan Bencana di Sumatera Pakai Anggaran Daerah Dulu