BNPB juga menekankan pentingnya akurasi data korban dalam setiap operasi pencarian.
Setiap korban yang ditemukan akan melalui proses identifikasi ketat berdasarkan identitas diri, alamat, serta pencocokan dengan data kependudukan nasional.
Langkah ini dilakukan untuk mencegah kesalahan pencatatan serta memastikan kejelasan asal daerah korban.
Dalam konteks manajemen bencana nasional, validasi data korban menjadi elemen krusial untuk penyaluran bantuan, rehabilitasi, dan pemulihan pascabencana.
BNPB menilai bahwa transparansi dan ketepatan informasi menjadi kunci kepercayaan publik terhadap penanganan bencana.
BNPB menegaskan bahwa operasi pencarian korban hilang bencana Sumatera dan Aceh tidak semata-mata soal durasi, tetapi soal kepastian dan kemanusiaan.
Pemerintah mengajak masyarakat untuk aktif melaporkan informasi orang hilang secara resmi agar proses pencarian dapat berjalan lebih efektif dan terkoordinasi.
Dengan pendekatan berbasis data dan kerja lintas lembaga, BNPB berharap seluruh laporan korban hilang dapat dituntaskan secara akurat dan bertanggung jawab.***
Artikel Terkait
Banjir Bandang Aceh-Sumatera, Kemenhut Telusuri 12 Korporasi Diduga Dalang Perusakan Hutan, Sebagian Lokasi Disegel
Tak Main-Main, TNI Turunkan 30 Ribu Prajurit, Operasi Kemanusiaan Terbesar di Lokasi Banjir Sumatera
Belajar Bahasa, Mana yang Baku Menurut KKBI: “Sumatra” atau “Sumatera”?
Bencana Sumatera, TNI Turun All Out dengan Puluhan Ribu Pasukan dan Armada Tempur untuk Evakuasi Cepat dan Distribusi Logistik Dikebut
Angka Korban Banjir Sumatera Naik Drastis, 995 Tewas dan 226 Hilang, Data Terbaru Ungkap Faktor Cuaca hingga Kerusakan Lingkungan