Aset Properti dan Kendaraan Mewah Disasar: Dari Sawit Hingga Vila di Puncak
Dari dana yang mengalir ke rekening-rekening tersebut, setidaknya Rp138,54 miliar digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan.
Beberapa aset yang disebut Jaksa mencakup:
- Lahan perkebunan sawit di Sumatera Utara
- Tiga unit apartemen dan sebidang tanah dengan bangunan di Jakarta
- Sebidang tanah di Sidoarjo, Jawa Timur
- Proyek pembangunan vila di Bogor, Jawa Barat
Selain properti, Rp6,22 miliar juga digunakan untuk membeli berbagai kendaraan, termasuk:
- Mercedes Benz Microbus Sprinter (dibeli atas nama Ferdian)
- Satu unit ekskavator Hitachi
JPU menilai seluruh perolehan aset ini tidak sesuai dengan profil penghasilan resmi Nurhadi sebagai pejabat negara.
Kesenjangan antara pendapatan dan harta menjadi indikator kuat adanya praktik pencucian uang.
Mengapa Kasus Ini Jadi Sorotan Publik?
Kasus Nurhadi bukan sekadar perkara hukum personal, tetapi juga menyangkut kepercayaan publik terhadap peradilan.
MA sebagai lembaga tertinggi seharusnya menjadi benteng keadilan, tetapi kasus-kasus seperti ini menunjukkan adanya celah serius dalam pengawasan internal.
Artikel Terkait
Skandal E-KTP Rugikan Negara Triliunan Rupiah, MA Malah Sunat Vonis Setya Novanto
Bebas Karena Abolisi, Tom Lembong Balik Laporkan Tiga Hakim ke MA, Soroti Dugaan Pelanggaran Asas Praduga Tak Bersalah
MA Menangkan Kasasi Agnez Mo, Bebas dari Wajib Bayar Rp 1,5 Miliar ke Ari Bias
DPR Setujui 10 Nama Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc HAM di MA, Ini Daftarnya
MA Resmi Tolak Kasasi, Hukuman 18 Tahun Penjara Zarof Ricar Tetap Diperkuat