Tawuran Demi Konten di Depok Terbongkar Polisi: Videonya Rapi, Seolah Ada Sutradaranya

photo author
- Minggu, 16 November 2025 | 10:30 WIB
Polisi Depok memperlihatkan sajam yang dipakai tawuran demi konten viral. (HukamaNews.com / Net)
Polisi Depok memperlihatkan sajam yang dipakai tawuran demi konten viral. (HukamaNews.com / Net)

Menurut Kompol Josman, viralnya rekaman menjadi pintu masuk penyelidikan, termasuk mengidentifikasi wajah serta gaya bertarung para pelaku.

Josman juga menyoroti bagaimana remaja masa kini tengah berada pada fase “mencari identitas” antara dunia nyata dan dunia maya.

Mereka merasa diakui ketika tampil di layar, meski konsekuensinya adalah tindakan kriminal.

Fenomena Tawuran untuk Konten: Dorongan Eksistensi dan Tekanan Algoritma

Kasus ini membuka diskusi yang lebih besar: mengapa tawuran kini berubah menjadi “konten” hiburan digital?

Baca Juga: Jaksa Gadungan Tangsel Bermodus Pejabat Berbintang, Tipu Korban Rp310 Juta dan Simpan Senpi Ilegal

Beberapa faktor yang disebut para pemerhati media digital meliputi:

- Tekanan algoritma: konten kekerasan sering mendapat engagement tinggi.

- Budaya viral: ketenaran instan dianggap lebih berharga daripada keamanan.

- Kurangnya pengawasan orang tua dalam aktivitas digital anak.

- Romantisasi geng dan kekerasan di beberapa platform.

Polisi: Video Terlalu Rapi, Seolah Ada Kameramen Profesional

Kompol Josman menyayangkan fenomena tawuran yang kini berubah menjadi ajang produksi konten.

“Ini seperti ada sutradaranya, seperti ada kameramennya, sehingga hasil video bagus, di-upload ke media sosial untuk menaikan pengikut,” ujarnya.

Polisi menjerat para pelaku dengan Pasal 170 KUHP, dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X