Fenomena “copycat behavior” atau perilaku meniru aksi di internet kini menjadi tantangan baru bagi sekolah-sekolah di kota besar seperti Jakarta.
Selain pendidikan formal, edukasi media dan pengawasan algoritma tontonan remaja perlu menjadi agenda serius Pemprov DKI. Kerja sama dengan Kominfo, platform digital, dan lembaga psikologi pendidikan akan menentukan efektivitas kebijakan pencegahan di masa depan.
Kasus ini menunjukkan bahwa pengaruh tayangan digital terhadap perilaku remaja tidak bisa dianggap remeh.
Di balik kemajuan teknologi, terselip tanggung jawab besar bagi orang tua, sekolah, dan pemerintah untuk menanamkan literasi dan kontrol diri sejak dini.
Baca Juga: VIRAL Sosok Kontroversial Gus Elham dan Batas Tipis antara Dakwah dan Krisis Etika
Langkah cepat Gubernur DKI Jakarta merespons isu ini patut diapresiasi, terutama karena menekankan sisi edukatif, bukan sekadar mencari kambing hitam.
Masyarakat diharapkan turut aktif menjaga ekosistem pendidikan yang sehat dengan tidak mudah menyebarkan spekulasi, serta berperan dalam menciptakan ruang digital yang aman bagi generasi muda.***
Artikel Terkait
Kasus Ledakan SMAN 72 Jakarta, Pelajar Jadi Tersangka, Presiden Prabowo Ingatkan Dampak PUBG & Konten Kekerasan Digital!
Pemerintah Kaji Pembatasan PUBG Usai Ledakan SMAN 72 Jakarta, DKI Beri Dukungan Penuh
Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Sering Merasa Kesepian, Polisi Ungkap Fakta Baru soal Kondisi Mental Pelajar
Ledakan SMAN 72 Jakarta Ungkap Jejak Ideologi Ekstrem, Densus 88 Peringatkan Ancaman Dunia Maya bagi Remaja
Ledakan SMAN 72 Jakarta: Puluhan Korban Alami Luka Bakar, Cedera Kepala, hingga Patah Tulang Tengkorak