Bagi publik, Onadio Leonardo bukan nama asing. Pria kelahiran 1990 ini pernah menjadi vokalis band Killing Me Inside sebelum memutuskan untuk bersolo karier. Ia juga merambah dunia akting dan membintangi sejumlah film layar lebar.
Tak hanya itu, Onad dikenal lewat podcast “Log In” yang ia bawakan bersama Habib Jafar, seorang pendakwah muda yang populer di kalangan generasi milenial.
Duo ini dikenal karena gaya bicara mereka yang santai dan penuh humor, mengangkat isu-isu spiritual dan sosial dengan pendekatan ringan.
Namun kini, reputasi Onad kembali menjadi sorotan setelah namanya terseret dalam dugaan kasus narkoba.
Banyak penggemar yang menyayangkan kabar ini, mengingat ia sempat menyampaikan di berbagai kesempatan bahwa dirinya telah berusaha menjauhi gaya hidup kelam masa lalu.
Publik Bereaksi, Harapan agar Onad Bisa Bangkit Kembali
Di media sosial, nama Onadio Leonardo langsung menjadi trending topic. Beragam komentar bermunculan, mulai dari simpati, kecewa, hingga doa agar sang musisi bisa belajar dari kejadian ini.
“Semoga bisa bangkit lagi, Onad. Semua orang bisa salah, yang penting mau berubah,” tulis seorang pengguna X (Twitter).
Sebagian publik juga menyoroti bagaimana dunia hiburan Indonesia tampaknya belum sepenuhnya bebas dari jeratan narkoba, meski berbagai kampanye dan sosialisasi telah dilakukan oleh pemerintah dan komunitas seniman.
Menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN), lebih dari 1.200 kasus penyalahgunaan narkoba melibatkan publik figur dalam 10 tahun terakhir.
Fenomena ini menunjukkan perlunya pendampingan psikologis dan sosial bagi pekerja kreatif, yang sering menghadapi tekanan tinggi dan sorotan publik.
Baca Juga: Hati-Hati! 4 Kesalahan Sepele yang Bikin Gagal Lolos Administrasi CPNS 2026
Kasus Onadio Leonardo menjadi cerminan nyata bahwa popularitas dan tekanan mental di dunia hiburan bisa menjadi kombinasi yang berbahaya jika tidak diimbangi dengan kontrol diri dan lingkungan yang sehat.
Psikolog klinis dari Universitas Indonesia, misalnya, pernah menyebut bahwa banyak artis yang terjebak penyalahgunaan narkoba karena mekanisme coping stress yang keliru, alih-alih mencari bantuan profesional, mereka mencari “pelarian cepat”.
Artikel Terkait
Mahfud MD Sindir KPK Soal Mark Up di Proyek Whoosh, Lembaga Antirasuah: Kami Profesional, Tak Ada yang Ditutupi!
Tok! Biaya Haji 2026 Resmi Turun Rp2 Juta, Pemerintah Pastikan Tak Kurangi Kualitas Pelayanan
KPK Serahkan Aset Rp27,6 Miliar ke Pertamina, Ternyata dari Kasus Lama yang Nyaris Dilupakan!
KPK Bongkar Skandal Dana Pokir di OKU, Polanya Mirip Kasus Hibah Jatim: Proyek Dijual Beli demi Fee DPRD!
KPK Gerak Cepat! Legislator Nasdem Rajiv Disorot dalam Skandal Korupsi Dana CSR BI-OJK Rp28 Miliar