Dugaan Mark Up dan Sorotan Publik
Kasus dugaan korupsi proyek kereta cepat Jakarta–Bandung (KCIC Whoosh) mencuat sejak awal 2025 setelah sejumlah ekonom dan pejabat publik menyoroti potensi mark up dalam anggaran pembangunan.
Nilai investasi proyek ini mencapai US$ 7,27 miliar atau sekitar Rp 120,38 triliun, dengan sekitar 75% pendanaan berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) berbunga 2% per tahun.
Mantan Menko Polhukam Mahfud MD sebelumnya mengungkap adanya ketidakwajaran dalam perhitungan biaya pembangunan per kilometer.
Dalam unggahan video di kanal YouTube-nya, Mahfud menyebut bahwa biaya pembangunan kereta cepat di Indonesia mencapai US$ 52 juta per kilometer, sementara di Tiongkok hanya US$ 1–18 juta per kilometer.
“Naiknya tiga kali lipat,” kata Mahfud, menegaskan adanya indikasi pembengkakan anggaran yang patut ditelusuri.
Sorotan terhadap proyek Whoosh tak hanya datang dari tokoh nasional, tapi juga dari akademisi dan masyarakat sipil yang menuntut transparansi.
Beberapa organisasi antikorupsi bahkan mendesak KPK agar melakukan audit investigatif secara menyeluruh terhadap seluruh rantai pengadaan proyek, termasuk kerja sama dengan pihak asing.
Proyek Strategis yang Sarat Kontroversi
Kereta cepat Whoosh digadang sebagai proyek kebanggaan nasional pertama yang menggunakan teknologi China.
Namun sejak awal, proyek ini menuai kontroversi akibat perubahan skema pembiayaan, pembengkakan biaya konstruksi, serta persoalan lahan.
Meski kini sudah beroperasi, sorotan publik terhadap efisiensi dan transparansi keuangan proyek ini masih kuat.
Baca Juga: BKN Coret Nama Peserta PPPK 2024 Periode II, Ternyata Ini Alasan Mengejutkannya
Banyak pengamat menilai, penyelidikan KPK menjadi momentum penting untuk memperbaiki tata kelola proyek infrastruktur besar di Indonesia.
Artikel Terkait
Cek Fakta: Klaim Luhut Jadi Tersangka Kasus Korupsi Batu Bara Ternyata Hoaks, Ini Faktanya!
KPK Buka Suara soal Status Tersangka Lisa Mariana, Benarkah Bisa Ganggu Kasus Korupsi Bank BJB?
KPK dan Menkeu Purbaya Kompak, Korupsi Masih Jadi PR Utama Bangsa, Reformasi Tata Kelola Belum Selesai
Bukan Endorse? 88 Tas Branded Sandra Dewi Disorot Kejagung, Terendus Aliran Dana Miliaran Hasil Korupsi Harvey Moeis!
Purbaya Dukung Kejagung Geledah Bea Cukai Terkait Korupsi Ekspor Limbah Sawit: Biarkan Prosesnya Berjalan