Kini, masyarakat menunggu langkah konkret dari pemerintah.
Apakah pembangunan ulang Ponpes Al-Khoziny akan dilakukan dengan mekanisme tanggap darurat, atau melalui revisi anggaran resmi yang disetujui DPR?
Yang jelas, publik berharap tragedi ini tidak berhenti sebagai berita duka, tetapi menjadi momentum untuk memperbaiki tata kelola pembangunan lembaga pendidikan keagamaan di Indonesia.
Ke depan, pengawasan kualitas bangunan pesantren harus diperketat, baik oleh Kemenag maupun pemerintah daerah.
Baca Juga: 11 Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny Belum Teridentifikasi, Termasuk Lima Potongan Tubuh
Kejadian Al-Khoziny menjadi pengingat bahwa keselamatan santri dan tenaga pengajar harus menjadi prioritas utama.
Jika pembangunan ulang ini dijalankan dengan transparan, akuntabel, dan berbasis kemanusiaan, maka kepercayaan publik terhadap negara justru bisa tumbuh kembali.***
Artikel Terkait
Di Balik Tangis Keluarga, Tim DVI Polda Jatim Berjuang Identifikasi 17 Santri Al Khoziny
DVI Polda Jatim Berhasil Identifikasi 17 Jenazah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Ponpes Al Khoziny Ambruk, Pihak Pesantren Minta Maaf, Polisi Tetap Lanjutkan Proses Hukum
DPR Desak Polisi Tetapkan Tersangka Kasus Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny, Puluhan Santri Jadi Korban
11 Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny Belum Teridentifikasi, Termasuk Lima Potongan Tubuh