HUKAMANEWS – Gelombang desakan kepada Presiden Prabowo Subianto agar segera mengirim 20 ribu pasukan perdamaian ke Gaza makin menguat.
Seruan itu muncul menjelang aksi besar bertajuk Indonesia Melawan Genosida, yang akan digelar di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Minggu (12/10).
Kabar gencatan senjata di Gaza memang membawa secercah harapan bagi publik dunia. Namun, bagi panitia aksi seperti Syauki Hafiz, langkah nyata dari Indonesia justru dibutuhkan saat ini,agar tragedi kemanusiaan tidak kembali berulang.
Menurut Syauki, momentum gencatan senjata ini adalah titik krusial yang harus direspons cepat oleh pemerintah, terutama untuk menagih janji Presiden Prabowo yang pernah menyatakan kesiapan mengirim pasukan perdamaian ke Palestina.
Dalam keterangannya kepada media di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Syauki Hafiz, perwakilan panitia aksi Indonesia Lawan Genosida, menegaskan bahwa meski gencatan senjata membawa kelegaan, hal itu tidak berarti perjuangan telah berakhir.
“Sebelumnya kami sudah siapkan aksi ini karena genosida di Gaza mau masuk tahun ketiga. Tapi alhamdulillah, setidaknya ada arah gencatan senjata hari ini,” ujarnya, Jumat (10/10/2025).
Ia menambahkan, gencatan senjata bukanlah jaminan bahwa penderitaan rakyat Palestina akan berhenti. Potensi pelanggaran masih bisa terjadi kapan saja jika tidak ada kehadiran aktif dari komunitas internasional, termasuk Indonesia.
“Kami ingin Indonesia terlibat aktif, memastikan genosida tidak terulang lagi, pelanggaran gencatan senjata tidak terulang, dan perang di Gaza benar-benar berhenti,” tegas Syauki.
Salah satu fokus utama dalam aksi besar Indonesia Melawan Genosida nanti adalah mendesak pemerintah segera merealisasikan janji Presiden Prabowo Subianto untuk mengirim 20 ribu pasukan perdamaian ke Gaza.
Menurut Syauki, momen ini menjadi waktu yang paling tepat untuk menunjukkan peran diplomatik Indonesia di panggung global.
“Momentum pengiriman pasukan tersebut harus dilakukan sekarang, tanpa ditunda lagi,” katanya.
Desakan ini tidak hanya datang dari panitia aksi, tetapi juga dari berbagai organisasi masyarakat sipil, pemuda, dan mahasiswa yang menilai bahwa langkah Indonesia dapat memperkuat posisi diplomasi kemanusiaan di tingkat internasional.
Langkah pengiriman pasukan perdamaian bukan hal baru bagi Indonesia. Sejak lama, Indonesia dikenal aktif dalam misi perdamaian PBB, terutama di kawasan konflik seperti Lebanon, Republik Demokratik Kongo, dan Sudan Selatan.
Artikel Terkait
Guncang Dunia! PBB Ketok Deklarasi Palestina Bebas Hamas, Mayoritas Negara Arab & Non-Blok Bersatu
PBB Akui Palestina Merdeka, Dunia Ditantang Hentikan Agresi Israel Sekarang Juga!
Mengurai Alasan Inggris Akui Palestina yang Memicu Ketegangan dengan Israel
Presiden Prabowo Tegaskan Pengakuan Palestina Adalah Sisi Sejarah yang Benar, Dunia Diminta Bertindak Cepat
Prabowo Guncang Sidang PBB, Serukan Perdamaian Palestina–Israel dan Komitmen Kirim 20 Ribu Pasukan Penjaga Damai