“Jika tidak ada tindakan tegas, kami berharap Komite Reformasi Polri nanti ikut mengevaluasi kasus ini,” tegas Hasanuddin.
Komite Reformasi Polri dan Harapan Publik
Pembentukan Komite Reformasi Polri oleh Presiden Prabowo sejatinya dimaksudkan untuk mempercepat transformasi kepolisian agar lebih transparan, profesional, dan berpihak pada kepentingan rakyat.
Namun, tantangan nyata segera menanti: mampukah komite ini mendorong penyelesaian kasus-kasus besar yang kerap mandek?
Kasus dugaan keterlibatan Budi Arie dalam jaringan judol bisa menjadi ujian pertama.
Baca Juga: ID Card Jurnalis Dicabut Istana, CEO Promedia Ingatkan Langkah Itu Bisa Bikin Citra Prabowo Merosot
Jika berhasil ditangani dengan serius, kepercayaan publik terhadap institusi Polri berpotensi meningkat. Sebaliknya, jika dibiarkan kabur, skeptisisme terhadap reformasi Polri bisa semakin dalam.
Opini Publik dan Respon Netizen
Di media sosial, warganet ramai mengkritik lambannya penanganan kasus pejabat yang disebut-sebut terkait judi online.
Beberapa komentar menyinggung ketidakadilan hukum yang dirasakan masyarakat.
“Kalau rakyat kecil ketahuan main judi online langsung ditindak, giliran pejabat kok adem ayem,” tulis seorang pengguna X.
Pendapat senada juga muncul di forum daring, di mana publik mendesak agar Komite Reformasi Polri tidak sekadar menjadi wadah seremonial.
Ada yang menyebut, momentum reformasi hanya bisa dipercaya jika aparat berani menyentuh kasus-kasus yang melibatkan figur besar.
Kasus ini sekaligus membuka ruang refleksi lebih luas: reformasi kepolisian bukan hanya soal memperbaiki sistem internal, tetapi juga soal keberanian menghadirkan kepastian hukum tanpa pandang bulu.
Artikel Terkait
Menteri Budi Arie Resmi Dilaporkan ke KPK Terkait Dugaan Gratifikasi Judi Online, Desakan Publik Kian Menguat
Budi Arie Dicopot Prabowo, Respon Santainya Bikin Heboh Netizen
KPK Dalami Laporan Dugaan Keterlibatan Mantan Menteri Budi Arie dalam Kasus Judi Online
Jokowi Pilih Irit Bicara soal Reshuffle, Janji Segera Temui Budi Arie
Kalau Mahfud MD Jadi Jaksa Agung, Islah Bahrawi: Budi Arie dan Silfester Bisa ‘Pingsan’ Seketika