Jika Polri mampu membuktikan diri sebagai institusi yang transparan, modern, dan humanis, kepercayaan publik akan pulih. Sebaliknya, jika reformasi hanya berhenti di tataran wacana, maka jurang ketidakpercayaan publik akan semakin lebar.
Konteks lokal juga tak kalah penting. Misalnya di Bandung, beberapa waktu lalu muncul keluhan warga terkait penanganan kasus kriminal jalanan yang dianggap lambat.
Hal ini menjadi indikator nyata bahwa reformasi Polri harus hadir bukan hanya di level pusat, tapi juga menyentuh kebutuhan masyarakat di daerah.
Menuju Indonesia Emas 2045
Transformasi Polri bukan sekadar proyek kelembagaan, melainkan bagian dari visi besar menuju Indonesia Emas 2045.
Baca Juga: Eko Patrio Pilih Fokus Keluarga Usai Dinonaktifkan PAN, Nasib Politik Diserahkan ke Zulhas
Keamanan yang adil dan berkeadilan sosial menjadi kunci agar pembangunan ekonomi dan demokrasi bisa berjalan beriringan.
Dalam konteks itu, Polri diharapkan bukan hanya menjadi penegak hukum, tetapi juga penjaga demokrasi dan pelindung HAM.
Jika reformasi benar-benar diwujudkan, Polri bisa menjadi institusi strategis yang dipercaya rakyat sekaligus pilar negara hukum modern.
Perjalanan menuju perubahan tentu tidak mudah. Namun, dengan dorongan akademisi, parlemen, Kompolnas, dan kontrol publik, peluang memperkuat Polri yang profesional dan humanis terbuka lebar.***
Artikel Terkait
Sudah Bikin Geger, Pemilik Akun TikTok Ini Ditangkap Polri Gara-Gara Ngajak Netizen Lakukan Penjarahan Tokoh Publik
Polisi Amankan Pembuat Konten Provokatif Ajakan Bakar Mabes Polri, Pegawai kontrak Lembaga Internasional Jadi Tersangka
Beredar Hoaks Serbuan Massa, TNI-Polri Pastikan Jakarta Kondusif, Ojol Bagi-Bagi Mawar Putih di Monas: Damai Itu Harga Mati
Mahfud MD Sindir Polri: Jangan Hilang Jati Diri, Kunci Pulihkan Kepercayaan Publik Ada di Moralitas
Mahfud MD Puji Polri: Keamanan Masyarakat Terjaga, Tapi Kepercayaan Publik Jadi PR Berat!