Air Mata, Lagu, dan Mawar Putih Simbolis Perpisahan Syahdu Sri Mulyani dari Kemenkeu

HUKAMANEWS – Pelepasan Sri Mulyani Indrawati dari kursi Menteri Keuangan pada Selasa, 9 September 2025, berubah jadi momen emosional yang tak lazim.

Alih-alih sekadar seremoni formal, suasana di Gedung Kementerian Keuangan justru dipenuhi air mata, lantunan lagu, dan lautan mawar putih dari para karyawan.

Momen ini menandai berakhirnya perjalanan panjang Sri Mulyani di kementerian yang ia pimpin hampir dua dekade.

Dengan nada penuh haru, para karyawan menyanyikan lagu “Bahasa Kalbu” hingga “Semua Karena Cinta”, diiringi teriakan “Terima kasih Ibu!” yang menggema dari berbagai sudut ruangan.

Baca Juga: Budi Arie Dicopot Prabowo, Respon Santainya Bikin Heboh Netizen

Sri Mulyani sendiri tampak menahan tangis saat satu per satu mawar putih diserahkan kepadanya sepanjang jalan keluar gedung.

Gestur simbolik itu bukan tanpa makna. Mawar putih melambangkan ketulusan, kesucian, dan penghormatan.

Nilai-nilai itu seakan merefleksikan perjalanan Sri Mulyani yang dikenal sederhana namun tangguh, serta konsisten menjaga integritas fiskal Indonesia.

Lebih dari Sekadar Tekhnokrat

Sri Mulyani bukan nama asing dalam sejarah ekonomi Indonesia.

Tercatat 17 tahun ia menduduki kursi Menteri Keuangan, menjadikannya salah satu pejabat paling lama menjabat di posisi yang sama.

Baca Juga: PR Berat bagi Menteri P2MI Baru, Mukhtarudin Langsung Dihadang Masalah Ribuan PMI dan Moratorium Saud Peninggalan Karding

Prestasinya pun berulang kali mendapat pengakuan global. Pada 2006 ia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik, gelar yang kembali disandangnya pada 2019 dan 2020.

Tak berhenti di situ, Sri Mulyani juga menorehkan sejarah sebagai perempuan pertama Indonesia yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Keberadaannya sering disebut-sebut sebagai kunci stabilitas fiskal. Bagi investor, sosok Sri Mulyani adalah representasi kepercayaan dan kepastian, dua hal yang krusial di tengah gejolak global.