Komentar ini relevan karena provokasi serupa pernah muncul di Jawa Barat. Namun, dengan narasi damai yang diusung warga Jakarta, ada harapan bahwa model penanganan berbasis persatuan bisa diterapkan di daerah lain.
Situasi Jakarta yang tetap kondusif di tengah gempuran hoaks menunjukkan bahwa masyarakat semakin cerdas menghadapi provokasi.
Aparat keamanan bergerak di ranah digital, sementara warga sipil memberikan warna damai di ruang publik.
Kisah ojol yang membagikan mawar putih dan pink bisa jadi teladan bahwa menjaga persatuan tidak harus dengan cara keras, tetapi dengan simbol cinta damai yang sederhana.
Baca Juga: Pengamat Nilai Kerusuhan Agustus Jadi Alarm Demokrasi, Negara Harus Kembali Berpihak pada Rakyat
Ke depan, tantangan terbesar ada pada literasi digital masyarakat. Selama warga tetap kritis terhadap hoaks dan menjaga persatuan, Jakarta – dan Indonesia secara umum – akan tetap kondusif menghadapi ujian provokasi.***
Artikel Terkait
Rakyat Ultimatum dengan 17+8 Tuntutan, Yusril: Pemerintah Tak Bisa Lagi Tutup Telinga
Misteri 5 Jenazah Satu Liang di Indramayu, Fakta Baru Bikin Warga Merinding, Polisi Ungkap Indikasi Pidana
Kasus Viral Lisa Mariana Ditunda Polisi, Hasil Tes DNA Anaknya Bikin Publik Terbelah
Dari Founder Gojek ke Tersangka Kejagung, Harta Nadiem Makarim Lenyap Rp4,2 Triliun dalam 2 Tahun
Pengamat Nilai Kerusuhan Agustus Jadi Alarm Demokrasi, Negara Harus Kembali Berpihak pada Rakyat