“Ribuan molotov dari botol miras dan benda besi lainnya mereka lemparkan ke petugas. Banyak fasilitas umum serta kendaraan roda dua yang terparkir pun dibakar,” ujar Hendra.
Situasi tersebut memaksa aparat memperkuat pengamanan di sejumlah titik rawan, termasuk objek vital.
Polisi juga mendapat dukungan personel dari TNI, Satpol PP, hingga pemadam kebakaran untuk mengantisipasi potensi kerusakan yang lebih besar.
Konteks Lokal: Bandung dan Tradisi Aksi Jalanan
Sebagai kota pendidikan dengan jumlah mahasiswa yang besar, Bandung kerap menjadi pusat gelombang aksi.
Baca Juga: Belum Sepekan Demo Usai, Kementerian PU Langsung Bongkar-Pasang Fasilitas Umum Rusak di 29 Kota!
Namun, kericuhan terbaru ini menimbulkan pertanyaan publik: apakah unjuk rasa masih menjadi sarana penyampaian pendapat, atau justru bergeser ke tindakan destruktif?
Sejumlah warga Bandung yang ditemui di sekitar lokasi aksi mengaku resah. Selain mengganggu aktivitas harian, aksi anarkis juga merusak citra kota yang dikenal ramah wisatawan.
“Kalau orasi aspirasi kami paham, tapi kalau sampai merusak fasilitas umum, warga yang dirugikan,” kata Dani, warga Sukajadi.
Kericuhan dalam unjuk rasa ini menunjukkan dilema klasik: bagaimana aparat menegakkan aturan tanpa dianggap represif, sementara sebagian massa menggunakan kekerasan sebagai ekspresi.
Baca Juga: Noel Ebenezer Akui Pemerasan Sertifikat K3, Buruh Dipalak Jutaan Padahal Tarif Resmi Cuma Rp275 Ribu
Pengamat sosial dari Universitas Padjadjaran, Fitri Anindya, menilai bahwa akar masalah seringkali bukan pada polisi atau massa semata, melainkan kurangnya ruang dialog.
“Ketika ruang dialog ditutup, unjuk rasa bisa berubah destruktif. Polisi sebaiknya tidak hanya hadir saat aksi, tetapi juga mendorong terciptanya forum komunikasi sebelumnya,” ujarnya.
Kejadian ini juga mengingatkan pemerintah daerah untuk lebih serius dalam melibatkan stakeholder, termasuk mahasiswa dan masyarakat sipil, agar aspirasi bisa tersampaikan tanpa perlu menunggu momentum jalanan.
Dengan 66 personel terluka dan kerugian fasilitas umum, unjuk rasa di Bandung kali ini menjadi catatan penting tentang perlunya sinergi aparat, pemerintah, dan masyarakat.
Artikel Terkait
Polda Jawa Barat Cium Kericuhan di Unisba Sudah Direncanakan Sekelompok Massa
DPR Siap Hapus Tunjangan Perumahan Anggota Dewan, Said Abdullah: Ikuti Instruksi Presiden Prabowo
Komika Soleh Solihun: 17+8 Tuntutan Rakyat, Prabowo Harus Bisa Wujudkan, Kan Katanya Rakyat Diminta Percaya Sama Pemerintah!
Badan Intelijen Netizen Sebut Pertemuan Gibran dengan Ojol Settingan Alias Buzzer, Curi Momen Pencitraan di Tengah Duka Kematian Affan
Polda Metro Jaya Bongkar Peran 6 Tersangka Penghasut Kerusuhan Jakarta, Pelajar Jadi Sasaran Utama hingga Ajarkan Bikin Bom Molotov di Live IG