Merawat Bumi, Merajut Perdamaian dari Ternate

photo author
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 22:30 WIB
Hening Parlan, Direktur Program Eco Bhinneka Muhammadiyah, hadir sebagai narasumber Kuliah Umum di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara 29 Agustus 2025
Hening Parlan, Direktur Program Eco Bhinneka Muhammadiyah, hadir sebagai narasumber Kuliah Umum di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara 29 Agustus 2025

HUKAMANEWS GreenFaith – Krisis iklim yang semakin nyata menuntut cara pandang baru dalam membangun peradaban.

Dari Maluku Utara, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) bersama Program Eco Bhinneka Muhammadiyah mencoba menjawab tantangan itu lewat kuliah umum bertajuk Merawat Bumi, Merajut Perdamaian: Peran Kampus dan Komunitas Lintas Iman dalam Membangun Kerukunan dan Ekologi Berkelanjutan”.

Acara ini berlangsung Jumat (29/8/2025) di Aula Rektorat UMMU, Ternate, dengan menghadirkan ratusan mahasiswa baru.

Rektor UMMU, Prof Saiful Deni, menekankan bahwa kampus tidak hanya menjadi ruang transfer pengetahuan, tetapi juga tempat dialog lintas iman dan lintas gagasan. Ia mengingatkan sejarah awal berdirinya UMMU pada 2001, ketika perkuliahan sempat dilaksanakan di gedung milik Gereja Katolik di tengah kota Ternate.

“Sejak awal, keberagaman bukan sekadar wacana, melainkan praktik hidup sehari-hari,” ujar Saiful.

Bagi Saiful, peran mahasiswa bukan hanya berpikir kritis, tetapi juga melahirkan inovasi yang mampu menjawab tantangan lingkungan.

“Harapannya, dari ruang kuliah lahir ide-ide besar untuk merawat bumi dengan langkah nyata,” tegasnya.

Merawat Bumi, Menguatkan Kerukunan

Kritik tajam datang dari Dr Soleman Saidi, Sekretaris Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Maluku Utara. Ia mengutip ayat-ayat Al-Qur’an yang menegaskan bahwa kerusakan alam adalah akibat ulah manusia.

“Kegiatan seperti ini penting untuk mengingatkan kita pada tanda-tanda kebesaran Tuhan yang tercermin dalam alam,” katanya.

Menurutnya, kesadaran ekologi harus dibarengi dengan semangat lintas agama. “Merawat bumi berarti juga merawat kerukunan.”

Dukungan datang dari Kedutaan Besar Belanda. Arne Muis, First Secretary of Political Affairs, menilai Muhammadiyah punya jejak panjang sebagai jembatan perdamaian di Maluku. Kehadiran Eco Bhinneka Muhammadiyah selama lebih dari empat tahun di Ternate menjadi bukti bahwa kepedulian lingkungan bisa berjalan seiring dengan upaya memperkuat harmoni sosial.

Hening Parlan, Direktur Program Eco Bhinneka Muhammadiyah, memberi perspektif lebih jauh. Menurutnya, perubahan iklim adalah krisis multidimensi: sosial, ekonomi, hingga kesehatan.

“Di pulau-pulau kecil, ancaman tenggelam bukan teori, melainkan kenyataan yang bisa memicu konflik baru. Krisis iklim tidak pernah memilih umat,” tegasnya.

Ia menambahkan, penyakit pernapasan, kolera, hingga malnutrisi kini banyak dikaitkan dengan degradasi lingkungan. Karena itu, kerja sama lintas iman menjadi urgen.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X