HUKAMANEWS – Adalah peneliti bernama Prof. Ir. Didi Dwi Anggoro, M.Eng., Ph.D., IPU, ASEAN Eng., dosen Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP, bersama tim dari DIPO Fuel, didukung LPPM UNDIP, serta tiga mahasiswa bimbingannya, berhasil merancang dan mengembangkan alat pirolisis modular yang mengolah limbah plastik tanpa oksigen, dipadukan dengan katalis hasil pengembangan riset lokal.
Hasilnya, sampah plastik seperti botol maupun gelas air minum, sendok makan, bungkus makanan, kantong belanja, hingga styrofoam, bungkus bekas rokok dan lainnya dapat diubah menjadi bahan bakar cair (liquid fuel), gas, dan residu padat (wax) yang bernilai guna.
Dalam penjelasannya, Prof. Didi menyampaikan bahwa alat ini didesain dengan sistem pemanas hybrid menggunakan oli bekas dan gas elpiji, memungkinkan alat tetap bekerja bahkan saat terjadi pemadaman listrik.
Baca Juga: KA Argo Bromo Anggrek Anjlok di Subang, Berikut Daftar Pembatalan Jalur KA Hari Ini
“Untuk oli bekas kita memerlukan blower dan listrik. Jika listrik mati, proses tetap bisa berjalan dengan beralih ke gas elpiji. Tapi yang diutamakan tetap oli bekas karena itu bagian dari prinsip keberlanjutan,” ungkapnya.
Pada uji coba di TPST K3L UNDIP, alat ini berhasil mengolah 37,5 kg limbah plastik campuran dalam proses pirolisis selama 8 jam dengan suhu terkontrol di 443°C. Hasilnya, Sebanyak 12,5 liter bahan bakar cair yang bisa digunakan untuk genset dan kompor modifikasi, serta 2 liter wax cair yang bahkan bisa diolah menjadi bahan campuran paving block ramah lingkungan. Gas sisa yang tidak terkondensasi, seperti metana, digunakan ulang untuk mempertahankan suhu reaktor sehingga mewujudkan proses konversi energi yang nyaris tanpa limbah.
"Feed akan masuk dari atas ke dalam reaktor, lalu dihasilkan tiga produk. Gas yang keluar akan melewati dua kondensor untuk menghasilkan dua jenis liquid. Sisa gasnya akan dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar pemanas jadi tidak ada yang terbuang,” terang Prof. Didi, di Semarang, Sabtu 2 Agustus 2025.
Baca Juga: Jelang HUT RI ke-80, Prabowo Kasih 'Kode Keras' ke TNI dan BIN, Antisipasi Gejolak Global
Tak hanya itu, sisa padatan berupa wax juga bisa dimanfaatkan. “
Wax ini bisa dicetak menjadi paving block atau bentuk lain sesuai cetakan. Dengan kata lain, semua hasil dari alat ini bisa digunakan gas, liquid, maupun residunya. Menariknya lagi, alat ini didesain untuk bekerja secara kontinu, dengan kapasitas hingga 700 kg limbah per hari.
“Rendemen liquid fuel yang dihasilkan dari alat pirolisis katalisis ini bisa mencapai 60%. Ini bisa menjadi sumber energi alternatif yang potensial,” ucap Prof. Didi.
Baca Juga: Yulianus Penghina Jokowi Dapat Amnesti dari Prabowo, Netizen Heboh, Ini Daftar Lengkap Nama-Namanya!
Dengan pendekatan teknologi yang aplikatif, ekonomis, efisien dan ramah lingkungan, inovasi ini bukan sekadar solusi atas persoalan sampah plastik yang sulit terurai secara alami tetapi juga diharapkan menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan dan solusi atas permasalahan nyata di masyarakat. Dari kampus, dari anak muda, dari siapa pun yang percaya bahwa sampah bukan akhir tetapi awal dari energi baru.
Artikel Terkait
Tinggalkan Silang Monas Usai May Day Fiesta, Aparat Kepolisian Kebagian Jatah Bersih - Bersih Sampah
98 Persen Sampah Jadi Cuan! Banyumas Jadi Sorotan Asia Tenggara Berkat Inovasi Pengelolaan Sampah
Bukan Sekadar CSR, Pertamina Perkuat Bank Sampah di Cilacap, Komitmen Nyata Dukung Lingkungan Lebih Bersih
Disuruh Patungan, Pramono Siapkan Dana Giant Sea Wall Dari Pengolahan Sampah
Sampah di Indonesia Baru Terolah 10 Persen Saja