HUKAMANEWS – Perang Jawa yang digagas oleh Pangeran Diponegoro telah memasuki usia ke 200 tahun.Hal inilah yang menjadi inspirasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro menggelar seminar bertajuk 2 Abad Perang Diponegoro: Inspirasi Semangat Juang Universitas Diponegoro Menatap Masa Depan”.
Kegiatan ini menjadi bagian dari refleksi sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro dan relevansinya dalam membentuk karakter kebangsaan generasi masa kini.
Drs. Supriyo Priyanto, M.A., seorang peneliti sejarah Pangeran Diponegoro secara khusus memaparkan dimensi spiritual, sosial, dan militer sang pahlawan nasional dalam menghadapi kolonialisme.
Baca Juga: Tarif dan Potongan Komisi Ojol di RI Lebih Tinggi? Begini Perbandingannya dengan Negara Tetangga
"Peringatan dua abad jatuhnya Tegalrejo harus dimaknai sebagai momen kebangkitan UNDIP, yang menyandang nama besar Diponegoro, dalam menatap masa depan dengan spirit perjuangan, kemandirian, dan tanggung jawab sebagai generasi penerus," jelasnya dalam diskusi tersebut, Rabu 23 Juli 2025.
Diponegoro bukan hanya tokoh sejarah, tetapi juga simbol perlawanan yang menyatukan nilai keislaman, kejawaan, dan nasionalisme.
Disisi lain, Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, M.Hum., Guru Besar FIB UNDIP, membedah nilai-nilai perjuangan Diponegoro seperti keberanian moral, kepemimpinan etis, dan keteguhan prinsip yang dapat dijadikan pijakan dalam menghadapi tantangan global.
"Semangat kejuangan Pangeran Diponegoro, yang berakar pada keteguhan prinsip, keberanian moral, dan keberpihakan pada rakyat, tetap relevan dalam menjawab tantangan zaman, " jelasnya
Membawa Diponegoro dari Tanah Jawa ke panggung sejarah nasional berarti menghidupkan kembali semangat perlawanan yang etis, visioner, dan transformatif sebagai inspirasi bagi generasi kini dan mendatang dalam membangun Indonesia yang berdaulat, berkarakter, dan bermartabat.
“UNDIP sebagai institusi yang menyandang nama besar Pangeran Diponegoro memiliki tanggung jawab moral untuk merawat ingatan kolektif bangsa dan membangun kepemimpinan masa depan yang berkarakter,” tegas Prof. Dr. Alamsyah, M.Hum., Dekan Fakultas Ilmu Budaya UNDIP
Baca Juga: Mahfud MD: Hakim Bercanda Lucu Sebut yang Memberatkan Tom Lembong Karena Buat Kebijakan Kapitalistik
Melalui kegiatan ini, UNDIP berkomitmen mengangkat kembali spirit perjuangan Diponegoro sebagai inspirasi transformatif bagi pembangunan karakter bangsa yang bermartabat, beretika, dan berdampak.
Seminar ini juga menjadi momentum memperingati dua abad jatuhnya Tegalrejo (20 Juli 1825) yang menandai dimulainya Perang Jawa sebagai salah satu tonggak sejarah paling penting dalam perlawanan terhadap kolonialisme.***
Artikel Terkait
Penyitaan Terbesar Sepanjang Sejarah! Kejagung Pamer Tumpukan Uang Rp 11,8 Triliun dari Kasus CPO Wilmar Group
Penulisan Ulang Sejarah Sudah Capai 80 Persen, Sejarah Indonesia Tak Ditulis Sejak Era Gus Dur
Menbud Fadli Zon: Peristiwa Kelam Rudapaksa Etnis Tionghoa dalam Tragedi 98 Tak Akan Dihapus dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia
Uji Publik Penulisan Sejarah Indonesia, Tanggal 20 Juli, Cermati
Peringatan 200 Tahun Perang Jawa, Gen Z Harus Paham Taktik Pangeran Diponegoro Melawan VOC