Namun yang menjadi sorotan bukan hanya tarif, tapi potongan komisi.
Gojek, Grab, Maxim, hingga inDrive sama-sama menerapkan potongan rata-rata sebesar 20 persen dari total pendapatan mitra.
Alasan yang dikemukakan adalah untuk menutupi biaya operasional aplikasi, promosi pelanggan, hingga perlindungan asuransi.
Namun, bagi pengemudi, potongan ini sering kali dianggap memberatkan karena tidak selalu berbanding lurus dengan jumlah order harian mereka.
Vietnam: Komisi Lebih Tinggi Tapi Tarif Lebih Terjangkau
Vietnam menjadi negara pertama yang bisa dijadikan perbandingan.
Di Ho Chi Minh City, tarif dasar GrabBike dimulai dari 10.000 dong atau sekitar Rp6.242, dan naik 4.000 dong setiap kilometer berikutnya.
Untuk mobil, tarif awal GrabCar Plus sebesar 30.000 dong atau Rp18.726 untuk 2 km pertama, lalu naik Rp7.178 per kilometer.
Namun yang cukup mencolok adalah komisinya.
Pemerintah Vietnam menetapkan potongan untuk pengemudi GrabBike sebesar 27,7 persen dan GrabCar 32,8 persen—angka yang jelas lebih tinggi dari Indonesia.
Tapi, potongan ini sudah termasuk pajak dan biaya aplikasi.
Artinya, walau komisi besar, sistem transparansi dan pembagian beban sudah terstruktur dan jelas.
Thailand: Komisi Grab Capai 25 Persen, Tapi Tanpa Aturan Ketat
Thailand juga menarik untuk dibandingkan.
Artikel Terkait
Siap-siap Macet, Ribuan Ojol Demo Besar-besaran di Depan Istana Merdeka Senin Esok, Luapkan Kekecewaan Keluhan Ojol Tak Didengar Pemerintah
Puluhan Ribu Ojol Gelar Demo "Aksi 217" di Istana, Tuntut Perlindungan Hukum dan Regulasi Tarif
Ribuan Ojol Demo di Jakarta Hari Ini, Siap Offbid Massal jika 5 Tuntutan Tak Didengar
Demo Ojol 21 Juli 2025 di Monas! 1.632 Polisi Dikerahkan untuk Pengamanan Maksimal, Tuntutan Potongan Aplikator Bikin Heboh
Potongan Tarif Ojol 10 Persen Dianggap Berisiko, Oraski Peringatkan Dampak Buruk ke Aplikator dan Driver