Ia juga menyebut penulisan sejarah untuk memperbarui apa yang telah ditulis dan mengisi kekosongan tulisan sejarah, sejak 26 tahun terakhir atau sejak era Presiden B.J Habibie.
Perbaruan ini termasuk mencari temuan data hukum, hingga peninggalan yang bersifat arkeologis untuk menguatkan fakta sejarah.
"Kita update ini termasuk temuan-temuan yang bersifat arkeologis, temuan sejarah yang lain dan tone positif di dalam sejarah kita dan perspektif Indonesia," kata Fadli.
Fadli menyebut saat ini proses penulisan sejarah masuk ke tahap uji publik, dengan mendengarkan pendapat dan masukan dari profesional, sejarawan, akademisi dari perguruan tinggi, hingga arkeolog dan pemangku kepentingan sejarah lainnya.
Ia juga tidak menampik adanya kritik pedas yang disampaikan padanya soal penulisan sejarah, termasuk kasus sejarah yang terjadi pada Mei 98 yang menyangkut etnis tertentu.***
Artikel Terkait
Luhut Binsar Pandjaitan Akui Ada Penyimpangan Bansos 250 T, Kapan Aparat Hukum Usut dan Adili Jokowi? Jangan Sampai Tragedi 98 Terulang Kembali!
Sejarawan Pertanyakan Buku Besar Sejarah Indonesia yang Sedang Digarap Kementerian Kebudayaan, Ternyata Ada Sejarah yang Sengaja Dihilangkan
Respon Rencana Menteri Kebudayaan Bikin Buku Sejarah, PDIP Minta Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Berdasar Fakta, Bukan Cerita dari Satu Pihak
Rencana Pemerintah "Buang" Sebagian Fakta Sejarah dan Bikin Buku Sejarah Baru Sudah Disetujui dengan Anggaran Rp 9 Miliar
Siap-Siap Lihat Sudut Pandang Baru, Sejarah Indonesia Dirombak Total, Fadli Zon Targetkan Rampung 2 Bulan
Terkuak Seorang Profesor Ahli Ekonomi Kolonial Pilih Mundur Jadi Penulis di Buku Ulang Sejarah, Tak Mau Tulis Soal Jokowi dan IKN
Penulisan Ulang Sejarah Sudah Capai 80 Persen, Sejarah Indonesia Tak Ditulis Sejak Era Gus Dur