Malam 1 Suro Jatuh Jumat Legi, Ini Arti Mistis di Baliknya yang Bikin Banyak Orang Pilih Tirakat Daripada Pesta

photo author
- Kamis, 26 Juni 2025 | 10:00 WIB
Ilustrasi malam 1 Suro selalu dianggap keramat oleh masyarakat Jawa. Ini fakta budaya dan sejarah yang jarang dibahas. (HukamaNews.com / Instagram @dispersip_surakarta)
Ilustrasi malam 1 Suro selalu dianggap keramat oleh masyarakat Jawa. Ini fakta budaya dan sejarah yang jarang dibahas. (HukamaNews.com / Instagram @dispersip_surakarta)

Malam 1 Suro dipercaya sebagai waktu ketika tabir antara dunia manusia dan alam gaib menjadi tipis.

Di saat inilah, arwah leluhur diyakini turun untuk memberi berkah dan perlindungan.

Karena itulah banyak orang mengisi malam ini dengan berbagai ritual spiritual seperti tirakat, doa bersama, ziarah kubur, hingga selametan.

Bagi masyarakat Jawa, malam ini bukan waktu untuk berpesta atau bersenang-senang. Justru sebaliknya, mereka memilih untuk merenung, mendekatkan diri kepada Tuhan, dan melakukan laku batin demi ketenangan jiwa.

Saat 1 Suro bertepatan dengan Jumat Legi, seperti tahun ini kekhusyukan malam tersebut dipercaya meningkat berkali lipat.

Baca Juga: DPR Masih Diam soal Surat Pemakzulan Gibran, Publik Bertanya-tanya: Kapan Dibahas di Rapim dan Bamus?

Salah satu tradisi yang tetap hidup adalah ziarah kubur, yang merupakan kebiasaan warisan Sultan Agung. Kegiatan ini sering dibarengi dengan pengajian, haul, dan ritual-ritual lain yang memperkuat rasa spiritual dalam masyarakat.

Perayaan malam 1 Suro bukan hasil kebetulan atau mitos semata. Ia lahir dari proses panjang integrasi dua sistem keyakinan dan kebudayaan yang diramu secara bijak oleh para leluhur.

Tradisi ini memperlihatkan bagaimana masyarakat Jawa menjaga harmoni antara nilai agama dan budaya, menciptakan ruang spiritual yang unik dan penuh makna.

Meski sebagian larangan atau pantangan di malam ini bersifat simbolik atau mitologis, esensi utamanya tetap relevan: perlunya refleksi, kedekatan dengan Tuhan, serta penghargaan terhadap warisan leluhur.

Baca Juga: DPR Masih Diam soal Surat Pemakzulan Gibran, Publik Bertanya-tanya: Kapan Dibahas di Rapim dan Bamus?

Pada akhirnya, malam 1 Suro adalah penanda penting yang mengajak kamu untuk sejenak menepi dari hiruk-pikuk dunia, dan merenungi kembali siapa dirimu, dari mana asalmu, dan ke mana tujuanmu.

Sebuah warisan budaya yang tak hanya sakral, tapi juga sarat kearifan lokal yang layak dijaga lintas generasi.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X