Jika Indonesia tidak segera mengatasi masalah ini, Eddy mengingatkan, investor bisa saja memilih negara lain yang menawarkan jaminan keamanan lebih baik.
Padahal, pada tahun 2025, Indonesia menargetkan nilai investasi hingga Rp1.900 triliun, baik dari dalam maupun luar negeri.
Jumlah ini bukan angka kecil, dan setiap hambatan yang membuat investor kehilangan kepercayaan bisa menjadi batu sandungan besar dalam pencapaiannya.
Eddy juga menyebutkan pentingnya mengirim sinyal kuat kepada dunia usaha bahwa pemerintah tidak akan membiarkan aksi-aksi preman berkeliaran tanpa tindakan.
Semakin cepat pemerintah bertindak, semakin besar peluang Indonesia untuk mempertahankan dan menarik lebih banyak investasi.
Terkait solusi, Eddy menyambut baik langkah Kementerian Dalam Negeri yang tengah mengevaluasi kemungkinan revisi Undang-Undang Ormas.
Namun begitu, ia berpendapat, langkah tegas aparat dalam menindak pelaku premanisme sampai ke akar-akarnya sudah cukup efektif, bahkan tanpa harus mengubah regulasi yang ada.
Menurutnya, konsistensi dalam menegakkan hukum adalah kunci utama untuk menghilangkan rasa takut para investor.
Baca Juga: Long Weekend Tiga Kali di Mei 2025, Catat Tanggalnya dan Siapkan Rencana Liburan!
Premanisme yang bersembunyi di balik nama ormas bukan hanya mengganggu keamanan, tetapi juga menggerus peluang pertumbuhan ekonomi bangsa.
Karena itu, dukungan penuh dari semua pihak untuk memberantas aksi-aksi liar ini menjadi sangat krusial demi masa depan ekonomi Indonesia.***
Artikel Terkait
Forum Purnawirawan TNI Usulkan Pergantian Wakil Presiden, Ini 5 Jenderal Pelopornya
Ramai Gibran Bikin Video Monolog, Wamensesneg Buka Suara: Pejabat Itu Harus Bicara ke Publik!
Heboh! Ini Profil Jenderal-Jenderal Tangguh yang Tergabung dalam Forum Purnawirawan, Siap Lengserkan Wakil Presiden!
Tak Jalankan Putusan Pengadilan, Bupati Banggai Diadukan ke Presiden Prabowo
Tak Main-Main, Sudah Ada 103 Jenderal, 73 Laksmana, 65 Marsekal, 91 Kolonel Desak Gibran Dicopot Sebagai Wapres, Ijazah Cuma Lulusan SMP Tiba-tiba S1