HUKAMANEWS – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa pemerintah memiliki langkah strategis untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang tengah mengalami pelemahan terhadap dolar AS.
Salah satu upaya yang ditekankan adalah percepatan deregulasi aturan perizinan usaha guna memperlancar ekspor dan impor.
Menurutnya, fluktuasi nilai tukar rupiah merupakan fenomena yang wajar dalam dinamika ekonomi global.
“Ekspor harus tetap berjalan, dan deregulasi yang diarahkan Presiden perlu dipercepat, termasuk perizinan yang lebih sederhana agar arus perdagangan lebih lancar,” ujar Airlangga dalam keterangan yang disampaikan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (27/3/2025).
Baca Juga: Terparah 2025! Rupiah Anjlok ke Rp16.611 per Dolar AS, Apa Langkah BI?
Meski mengalami tekanan, fundamental ekonomi Indonesia dinilai masih dalam kondisi kuat.
Fundamental Ekonomi Indonesia Masih Stabil
Airlangga menegaskan bahwa Indonesia memiliki sejumlah faktor pendukung yang dapat menjaga ketahanan ekonomi dalam jangka menengah dan panjang.
Beberapa di antaranya adalah cadangan devisa yang cukup besar, neraca perdagangan yang positif, serta kebijakan devisa hasil ekspor yang diterapkan pemerintah.
“Secara fundamental, ekonomi kita kuat. Cadangan devisa kita juga tinggi, dan neraca perdagangan dalam kondisi baik. Dengan kebijakan devisa hasil ekspor yang telah diterapkan, posisi rupiah ke depan bisa lebih stabil,” jelasnya.
Baca Juga: Istirahat Cukup dan Jaga Kebersihan Jadi Kunci Pemudik Tetap Sehat
Pada Selasa (25/3/2025), nilai tukar rupiah ditutup di level Rp 16.622 per dolar AS, mendekati angka terendah sejak krisis moneter 1998 yang sempat menyentuh Rp 16.900 per dolar AS.
Kondisi Berbeda dengan Krisis 1998
Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI), Solikin M. Juhro, menegaskan bahwa pelemahan rupiah saat ini berbeda dengan situasi pada krisis moneter 1998.
Depresiasi rupiah saat ini terjadi secara bertahap, tidak seperti 1998 ketika rupiah anjlok drastis dalam waktu singkat.
Artikel Terkait
Satu Tabung LPG Melon Diharga 30 Ribu Rupiah, Masih Juga Antri Mendapatkannya
Benarkah Dugaan Danantara Kelola Duit Judi Online, Ribuan Triliunan Rupiah Ajaib Tanpa Transparansi, Akuntabilitas Secara Hukum? Ngeri-ngeri Sedap
Pasca Danantara Resmi Diluncurkan dan Lihat Dewan Pengawasnya Orang Terkorup Versi OCCRP, Efeknya Rupiah Anjlok
Ngabuburit Kok di Pinggir Jalur Rel Kereta Api, Bisa Dipidana Atau Denda 15 Juta Rupiah
Sudah Dipagari Barcode, BBM Bersubsidi Tetap Bocor, Negara Rugi Empat Milyar Rupiah Lebih