"Kalau dia yang Muslim melaksanakan shalat Idul Fitri, shalatnya di mana, isi khutbahnya apa kan bisa," tambahnya.
Kebijakan ini tidak melibatkan penggunaan aplikasi daring seperti Zoom. Sebaliknya, pendekatan berbasis pengalaman dipilih agar siswa tetap aktif belajar meski tidak berada di sekolah.
Metode ini dianggap lebih relevan dan memberikan pengalaman nyata kepada siswa.
Abdul Mu'ti juga menegaskan bahwa tidak ada bantuan subsidi seperti saat pandemi COVID-19.
"Ini adalah pembelajaran berbasis pengalaman yang tetap mendukung proses pendidikan siswa," ujarnya.
Tujuan utama kebijakan ini adalah mengintegrasikan pembelajaran dengan aktivitas sehari-hari, terutama selama bulan Ramadhan yang penuh makna.
Dengan cara ini, siswa diharapkan tetap mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermanfaat, sekaligus lebih dekat dengan kehidupan nyata.
Bagi para orang tua, penting untuk mendukung anak dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut.
Melibatkan diri dalam kegiatan belajar anak selama di rumah juga dapat menciptakan momen kebersamaan yang berharga.
Kebijakan ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk memastikan pendidikan tetap berjalan dengan baik, meski dalam situasi yang berbeda.
Dengan pendekatan yang kreatif, Ramadhan dapat menjadi momen istimewa untuk belajar dan mengembangkan diri, baik bagi siswa maupun keluarga.***
Artikel Terkait
Peluncuran Buku Islamic Green School, Membentuk Generasi Peduli Lingkungan Berbasis Nilai Islam
Tunjangan Batal Dibayar, Dosen ASN Kabur Dari Indonesia
Si Domang Gajah Taman Nasional Tesso Nilo Beraksi Konyol Saat Mandi Lumpur
Subhanallah, Mukjizat Al Quran Sejak 1400 Tahun Lalu Sudah Gambarkan Tornado Api Pada Kebakaran di Los Angeles
Presiden, Mendikbud Coba Dengarkan Keluhan Nelangsa Dosen ASN, Merasa Dianaktirikan dan Tak Dibayarkan TUKIN Sejak Tahun 2020