Narasi yang Membawa Beban Partai
Menurut Fadhli, kasus hukum yang menjerat Hasto adalah persoalan pribadi.
Namun, ia menyoroti bagaimana Hasto kerap menggunakan panggung partai untuk menciptakan narasi yang menyiratkan seolah-olah PDIP sedang diserang oleh KPK.
"Celakanya, ini membuat sebagian masyarakat percaya bahwa kasus ini adalah bentuk kriminalisasi politik," tambah Fadhli.
Ia pun mengimbau Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, untuk tidak terjebak dalam narasi tersebut.
Publik Menilai: Hiburan atau Strategi?
Respons publik pun beragam. Di media sosial, aksi Hasto bersama grup koplo memancing perdebatan.
Ada yang melihatnya sebagai bentuk hiburan di tengah isu serius, namun tak sedikit pula yang menganggapnya sebagai langkah tidak etis.
"Kenapa di tengah masalah hukum seperti ini malah joget-joget? Apa ini cara untuk mengalihkan perhatian?" tulis seorang pengguna Twitter.
Beberapa pihak juga mempertanyakan apakah langkah ini merupakan strategi untuk mencuri perhatian dari kasus yang sedang ditangani oleh KPK.
Baca Juga: Viral Patwal Mobil RI 36 Raffi Ahmad, Cak Imin: Kalau Enggak Butuh Ya Lebih Baik Biasa-Biasa Aja!
Implikasi bagi Citra PDIP
Bagi PDIP, situasi ini menjadi tantangan besar menjelang Pemilu 2029. Tindakan Hasto dinilai bisa merusak citra partai di mata pemilih.
"Partai seharusnya menunjukkan komitmen terhadap pemberantasan korupsi, bukan justru terkesan membela tersangka," tegas Fadhli.
Artikel Terkait
Kasusnya Ingin Disorot Kancah Dunia, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Siapkan Pledoi dalam 7 Bahasa
Hasto Kristiyanto Si 'Anak Emas' Kena Jerat KPK, Megawati Pasang Badan: Saya yang Dirikan, Jangan Asal Mainkan!
Bela Hasto, Megawati Sindir Prabowo Sama-sama Ketua Partai Kalau Anak Buah Kamu Dibegituin Apa Rasanya?
KPK Blak-blakan! Hasto Pantas Jadi Tersangka, Proses Hukum Dijamin Transparan Tanpa Tekanan Pada Saksi
Hasto Kristiyanto Joget Bareng 'KPK' di Acara Soekarno Run GBK Sebelum Diperiksa KPK, Sindiran atau Kebetulan?