Adian menilai situasi seperti ini berpotensi menciptakan dampak yang sangat buruk.
"Kontra informasi atau kebocoran data dapat menjadi ancaman serius, terutama jika menyangkut isu strategis," ujarnya.
Dalam konteks pemerintahan, loyalitas dan integritas staf terdekat menjadi faktor kunci yang tak boleh diabaikan.
Adian berharap, di awal kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, sistem internal yang lebih profesional dapat segera diterapkan.
"Kita harus mencegah hal semacam ini agar tidak mencoreng citra presiden atau menciptakan kerugian yang tak terduga," tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga kepercayaan dalam lingkaran dalam pemerintahan.
"Staf khusus, ajudan, hingga sekretaris harus memiliki standar loyalitas dan integritas yang tak tergoyahkan," katanya.
Adian menutup pernyataannya dengan mengingatkan bahwa pengelolaan yang baik dari lingkaran dalam dapat membawa berkah besar bagi negara.
Sebaliknya, jika diabaikan, hal ini berpotensi menjadi sumber bencana.
Gebrakan Menteri Amran menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari tindakan kecil namun berani.
Masyarakat kini menunggu langkah selanjutnya untuk memastikan sistem pemerintahan yang bersih dan transparan.***
Artikel Terkait
KPK Periksa Direktur Komersial ASDP, Menguak Dugaan Korupsi Akuisisi PT Jembatan Nusantara
Tiba-tiba KPK Ralat Belum Ada Tersangka, Usai Diduga Oknum DPR yang Terlibat Korupsi Dana CSR BI Heri Gunawan dari Partai Gerindra
Dugaan Korupsi Dana CSR BI, KPK Geledah OJK dan BI, Proses Hukum Terus Berjalan
Bungkam! Alasan KPK Geledah OJK dalam Kasus Korupsi Dana CSR Bank Indonesia Bikin Publik Penasaran
Harvey Moeis, Suami Sandra Dewi yang Terjerat Kasus Korupsi Timah Senilai Rp300 Triliun, Hari Ini Divonis!