Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menjadi king maker utama bagi pasangan ini.
Namun, dinamika di kubu ini cukup menarik. Secara tidak langsung, Anies Baswedan, mantan Gubernur Jakarta, memberikan sinyal dukungan kepada Pram-Rano.
Meski demikian, dukungan Anies baru disampaikan melalui perantara seperti juru bicaranya, Sahrin Hamid.
Hingga kini, belum ada pernyataan terbuka dari Anies yang turun langsung mendukung pasangan ini.
Menurut pengamat politik Adi Prayitno, dukungan Megawati kepada Pram-Rano sudah sangat jelas.
Namun, ketidakhadiran Anies sebagai pendukung aktif menjadi tantangan tersendiri. Apalagi, luka politik antara pendukung Anies dan Ahok dari Pilkada Jakarta 2017 masih terasa.
Pendukung Anies yang didominasi kelompok seperti GNPF Ulama dan Alumni 212 sulit bersatu dengan pendukung Ahok yang cenderung lebih moderat.
Begitu pula sebaliknya. Luka lama ini menjadi tantangan besar bagi Megawati dan Anies untuk mengonsolidasikan kekuatan di akar rumput.
Baca Juga: Sahbirin Noor Terancam Dijemput Paksa KPK Jika Kembali Absen dari Panggilan, Ada Apa Sebenarnya?
RK-Suswono: Lebih Solid?
Pasangan RK-Suswono tampak lebih solid dengan dukungan besar dari Jokowi, Prabowo, dan SBY.
Dukungan ini tidak hanya meningkatkan elektabilitas, tetapi juga memberikan kepercayaan diri lebih bagi pasangan ini untuk melangkah lebih jauh.
Namun, Adi Prayitno menegaskan bahwa dukungan elit saja tidak cukup. Para king maker harus turun langsung ke lapangan.
Jokowi, misalnya, dinilai akan lebih aktif menggerakkan mesin politiknya demi memastikan kemenangan RK-Suswono.
Artikel Terkait
Bikin Heboh! Isu Gerakan Anak Abah Coblos 3 Paslon di Pilkada Jakarta, Tindak Pidana atau Hak Berpendapat?
Relawan Anies Baswedan Geser Dukungan ke Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta 2024, Fenomena Politik yang Mengejutkan!
Ridwan Kamil: Bully Membully dan Politik Uang? Haram! Pilkada Jakarta Harus Jadi Contoh Nasional!
Pilkada Jakarta Makin Panas! Elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono Memimpin, Persaingan Ketat dengan Pramono-Rano
Debat Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil Wacanakan Pindahkan Balai Kota ke Jakarta Utara, Meski Akses Buruk Jadi Tantangan, Apakah Ini Solusi atau Gimmick?