HUKAMANEWS – Nama calon Bupati Nganjuk nomor urut 2, Ita Triwibawati, mendadak ramai diperbincangkan di media sosial usai mengumumkan salah satu rencana program inovasinya yang terbilang unik.
Dalam sebuah debat publik yang viral, Ita Triwibawati menyampaikan idenya untuk mengolah hasil pertanian daerahnya, seperti padi menjadi beras dan bawang merah menjadi bawang goreng, jika terpilih sebagai Bupati Nganjuk.
Dalam potongan video yang banyak dibagikan, Ita dengan percaya diri mengutarakan bahwa inovasi ini bertujuan memaksimalkan hasil produksi pertanian Nganjuk.
“Saya akan membuat produk baru, seperti brambang (bawang merah) kita buat brambang goreng dan sebagainya. Kemudian beras akan kita buat menjadi… padi menjadi beras. Saya kira itu,” ucap Ita dalam video tersebut.
Pernyataan ini langsung mendapat beragam tanggapan dari masyarakat, baik yang mendukung maupun yang mengkritisi.
Ita juga tampak kebingungan saat mendapat pertanyaan dari calon bupati nomor urut 3, Marhen Jumadi, tentang peran program tersebut dalam meningkatkan lapangan kerja di Nganjuk.
Baca Juga: BMKG Ingatkan Wilayah Ini Bakal Alami Suhu Panas Maksimum Hingga 38,4 Derajat Celcius
Ketika diminta penjelasan mengenai dampak inovasi ini bagi pertumbuhan ekonomi, Ita terlihat kurang lancar dalam memberikan jawaban, yang membuat beberapa pihak mempertanyakan pemahamannya mengenai strategi ekonomi yang diusungnya.
Tim pemenangan Ita pun angkat bicara terkait momen yang sempat viral tersebut.
Menurut Aditya Haria Yuangga, anggota tim sukses Ita, kondisi tersebut disebabkan karena grogi yang dialami Ita saat menyampaikan visi dan misi.
“Itu hanya grogi saat penyampaian visi misi. Spontan saat itu tidak ada skrip,” kata Aditya, yang menambahkan bahwa Ita biasanya berbicara spontan tanpa teks, dan hal ini mungkin memengaruhi cara ia menyampaikan program kerja.
Baca Juga: Harap-Harap Cemas Menanti 100 Hari Kinerja Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
Bagi tim sukses Ita, meski penyampaian inovasi tersebut terkesan sederhana, niat Ita sebenarnya adalah meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian di Nganjuk.
"Mengubah bawang merah jadi bawang goreng mungkin terdengar biasa, namun itu bisa menjadi produk unggulan daerah jika digarap serius," lanjut Aditya.
Artikel Terkait
Singgung Penjahat HAM dan Profesor IPK Minus ke Presiden Prabowo dan Gibran, BEM Fisip Unair Dibekukan Dekanat
Bantah Semua Pernyataan Polda NTT di Depan Komisi III DPR RI, Ipda Rudy Soik Ingin Klarifikasi Namun Belum Sempat
Apa yang Dikhawatirkan Presiden Prabowo Soal Ujaran Kebencian di UU ITE Kini Dialami Najwa Shihab, Diserang Buzzer Jokowi
BMKG Ingatkan Wilayah Ini Bakal Alami Suhu Panas Maksimum Hingga 38,4 Derajat Celcius
Drama Penyanderaan Bocah di Jakarta Selatan, Pelaku Minta 'Layanan Khusus', Polisi Turunkan Mobil TNI Demi Keselamatan!