Lebih lanjut, pihak Dekanat menilai bahwa narasi dalam karangan bunga tidak sesuai dengan etika dan kultur akademik kampus.
Situasi ini langsung mendapat perhatian dari berbagai kalangan, khususnya warganet yang menanggapi kontroversi tersebut dengan pandangan beragam.
Banyak yang berpendapat bahwa ekspresi yang dilontarkan oleh mahasiswa melalui karangan bunga tersebut sudah melampaui batas dan tidak menunjukkan etika yang seharusnya dijunjung dalam demokrasi.
Baca Juga: Infinix HOT 50 Pro+, Smartphone AI Tipis dengan Fitur Berlimpah dan Harga Rp 2 Jutaan
Salah satu komentar yang banyak mendapatkan dukungan menyatakan, “Sudah waktunya kata ‘demokrasi’ tidak kebablasan dan dijadikan alasan untuk melepas adab, terutama oleh kaum muda. Sampaikan saran atau protes dengan cara yang benar dan sopan.”
Sementara komentar lain membandingkan mahasiswa era reformasi 1998 dengan mahasiswa saat ini, “Mahasiswa sekarang sudah kebablasan berpendapat di publik. Jauh berbeda perjuangangan mahasiswa era 98 dengan mahasiswa yang era sekarang. Ini bukan kritik dan saran lagi, tapi provokasi dan hinaan terhadap presiden dan wapres!!”
Pada Senin, 28 Oktober 2024, perwakilan BEM FISIP Unair dijadwalkan bertemu dengan Dekan untuk membahas keputusan pembekuan tersebut.
Pertemuan ini diharapkan bisa membawa titik terang bagi kelanjutan status BEM FISIP di kampus Unair.
Apakah kritik satire melalui karangan bunga adalah bentuk protes yang relevan dalam demokrasi, atau justru melewati batas etika?
Perdebatan ini masih terus bergulir di media sosial, mengingat banyaknya yang merasa bahwa kebebasan berpendapat harus tetap diimbangi dengan tanggung jawab dan kesantunan.***
Artikel Terkait
Usai Digembleng Militer di Akmil Magelang, Menteri Kabinet Merah Putih Langsung Kerja Cepat Seperti Diinginkan Presiden Prabowo
Buzzer-buzzer Hina dan Gaungkan Kebencian Terhadap Najwa Shihab, Hanya Gara-gara Kritik Jokowi Nebeng Pesawat TNI AU
Tak Ingin Seperti Jokowi, Presiden Prabowo Bakal Lebih Keras Berantas Korupsi dan Sifat Serakah yang Ingin Kekuasaan Langgeng
5 Fakta Mengejutkan di Balik Penangkapan Ronald Tannur: Anak Pejabat PKB yang Divonis Bebas Kasus Pembunuhan
Di Tengah Upaya Keadilan yang Diperjuangkan Ipda Rudy Soik, Kapolda NTT Beberkan 5 Kesalahan Rudy Soik Hingga Akhirnya Dipecat