Tak Ingin Seperti Jokowi, Presiden Prabowo Bakal Lebih Keras Berantas Korupsi dan Sifat Serakah yang Ingin Kekuasaan Langgeng

HUKUMANEWS - Presiden Prabowo Subianto bertekad bahwa penegakan hukum akan lebih keras lagi untuk berantas korupsi.

Mengutip ucapan Prabowo yang ia sampaikan saat diwawancara Liputan 6 SCTV, pada Minggu (27/10), upaya yang ia lakukan untuk berantas korupsi dimulai dari upaya menjamin kualitas hidup.

"Pertama saya kira kita harus menjamin kualitas hidup yang cukup dan baik untuk para pengambil keputusan yang penting," katanya.

"Setelah itu harus punya sistem pengawasan yang ketat dan kembali bertekad adanya penegakan hukum yang tegas, bila perlu keras," katanya.

Baca Juga: Buzzer-buzzer Hina dan Gaungkan Kebencian Terhadap Najwa Shihab, Hanya Gara-gara Kritik Jokowi Nebeng Pesawat TNI AU

Presiden Prabowo menilai seseorang bisa terjerat korupsi dikarenakan ada yang karena terpaksa.

"Ada yang korupsi terpaksa karena kualitas hidup sulit, tapi menurut saya yang lebih parah adanya keserakahan, serakah dan nafsu yang besar untuk mengeruk kekayaan sebesar-besarnya agar dia bisa berkuasa panjang," ucap Presiden Prabowo.

"Jadi ini sifat serakah ini yang kita lawan, tapi dengan ekonomi yang membaik kualitas hidup kita perbaiki," katanya.

Menurut Presiden Prabowo, yang terutama adalah mencari sistem yang benar.

Apalagi sekarang eranya digitalisasi, komputerisasi dan Artificial Intelegence (AI).

Baca Juga: Duel Flagship Vivo X200 vs X200 Pro, Mana yang Lebih Ngebut Buat Gamer & Pro? Cek Kelebihan dan Kekurangannya di Sini

"Saya kira banyak yang bisa dikerjakan untuk memberantas korupsi, sekarang kita upayakan E Katalog, jadi kita bisa tahu sekian ratus ribu barang harganya berapa, varifatif berapa kita tahu dengan cepat kalau ada jomplang kalau beli harga A, harganya terlalu di luar koridor," katanya.

Hal sama soal penegakkan hukum Prabowo juga pernah katakan di depan para menteri terpilih, bahwa tidak ada yang kebal hukum.

"Copot segera, karena ada pembicaraan dari rakyat, birokrasi pemerintah kita sekarang mempersulit bukan mempermudah keperluan rakyat," katanya.