Polisi tidak tinggal diam. Pada pukul 19.00 WIB, Kapolsek Cikarang Utara, Kompol Sutrisno, bersama Kasat Samapta AKBP J. Sihombing dan Kasat Intel Kompol Victor Berliyantho, tiba di lokasi dan langsung memberikan imbauan kepada warga untuk tidak bertindak anarkis.
Meskipun negosiasi berlangsung alot, akhirnya pada pukul 21.00 WIB, polisi berhasil mengevakuasi S dan MH dari lokasi dan langsung dibawa ke Polres Metro Bekasi untuk penyelidikan lebih lanjut.
"Kami evakuasi S dan MH dengan pengawalan ketat oleh Unit Reskrim dan Tim Samapta Presisi untuk memastikan tidak ada tindakan main hakim sendiri dari warga," tegas Sutrisno.
Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Pastikan MotoGP Sport di Sirkuit Mandalika Tetap Berlanjut Hingga 2027
Langkah ini dinilai sangat penting untuk menjaga keselamatan kedua terduga pelaku, sekaligus mencegah terjadinya tindakan balasan yang berpotensi berujung pada perusakan fasilitas pondok pesantren.
Wakil Direktur Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Polda Metro Jaya, AKBP Ardiansyah, juga tiba di lokasi pada pukul 21.50 WIB.
Ia memberikan instruksi langsung kepada seluruh anggota di lapangan agar terus memperketat keamanan di sekitar pondok pesantren.
Langkah ini diambil sebagai antisipasi terhadap potensi perusakan atau penjarahan yang mungkin terjadi akibat kemarahan warga.
Baca Juga: Mengerikan Ketika Tahu Fakta Dibalik Ditemukkannya Ribuan Botol Baby Oil di Mansion Rapper P Diddy
Selain itu, Polres Metro Bekasi juga terus berkoordinasi dengan aparat desa dan tokoh masyarakat untuk memastikan situasi tetap kondusif.
“Kami memahami betul kekhawatiran dan kemarahan masyarakat, namun kami juga harus memastikan bahwa semua proses hukum berjalan dengan adil dan tidak ada tindakan main hakim sendiri,” jelas Ardiansyah.
Berdasarkan data yang diperoleh, Pondok Pesantren Al-Qonaah sendiri baru berdiri sejak tahun 2020 dan hanya memiliki dua pengajar, yakni S dan MH.
Baca Juga: Terjangan Badai Helene Tewaskan 26 Orang, Siapa yang Siap Hadapi Kekuatan Alam? Intip Dampaknya!
Kasus ini telah membuat aktivitas pesantren terhenti total, dan banyak santri serta warga sekitar yang merasa khawatir.
Diduga, ada banyak korban pencabulan lainnya di pesantren ini, namun hingga kini belum ada yang berani melapor secara resmi karena merasa takut dan malu.
Artikel Terkait
Kasus Jenazah Mengambang di Kali Bekasi, Tawuran Terselubung di Balik 'Pesta' Ulang Tahun Padahal Tak Saling Kenal
Polisi Usut Dumas Pertemuan Misterius Wakil Ketua KPK dengan Terpidana Korupsi, Konspirasi atau Kebetulan?
BMKG Prediksi Hujan Ringan Sabtu 28 September 2024 di Wilayah RI Ini, Siapkan Payungmu Sebelum Keluar Rumah!
Menparekraf Sandiaga Uno Pastikan MotoGP Sport di Sirkuit Mandalika Tetap Berlanjut Hingga 2027
Usai Dijadikan Tersangka DG Si Penculik Anak SD Langsung Ditahan Polres Tangerang Selatan