Namun, ada satu hal yang perlu diwaspadai. Meski suku bunga rendah bisa mendorong perekonomian, tetapi pelemahan rupiah tentu jadi perhatian utama.
Jika nilai tukar rupiah semakin tertekan hingga menyentuh Rp15.450 per dolar AS, seperti yang diprediksi oleh Ariston, maka harga barang-barang impor bisa naik.
Ini tentu berdampak pada inflasi yang pada akhirnya akan menggerus daya beli masyarakat.
"BI harus pintar-pintar nih, ngatur strategi supaya rupiah nggak makin babak belur, tapi juga nggak mengorbankan pertumbuhan ekonomi," ujar Ariston.
Dengan kata lain, Bank Indonesia harus bisa menjaga keseimbangan antara menjaga stabilitas rupiah dan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan moneter yang tepat.
Mungkin terdengar aneh, tapi pemangkasan suku bunga oleh The Fed ini juga membawa harapan bagi aset-aset berisiko.
Ketika suku bunga rendah, investor biasanya lebih tertarik untuk menanamkan modalnya ke aset-aset yang memberikan return lebih tinggi, seperti saham atau obligasi.
Jadi, meskipun rupiah tertekan, ini bisa jadi peluang bagi pasar modal Indonesia untuk unjuk gigi.
Saham-saham mungkin akan lebih diminati, dan ini bisa membantu menarik investasi ke dalam negeri.
Bagi masyarakat umum, pelemahan rupiah ini mungkin membuat cemas, terutama bagi yang punya anak sekolah di luar negeri atau punya kewajiban dalam dolar.
Baca Juga: Operasional Whoosh Normal Lagi Setelah Gempa, Tak Perlu Khawatir!
Tapi, jangan buru-buru khawatir. Langkah paling bijak adalah tetap tenang dan cermat dalam mengelola keuangan.
Jika punya utang dalam dolar, mungkin ini saat yang tepat untuk memikirkan strategi pembayaran yang lebih efisien.
Artikel Terkait
Ace Hardware 'Pamit', Transformasi Setelah 29 Tahun di Bisnis Retail, Inilah Penyebab dari Perubahannya!
Belum Reda Heboh Tapera, Oktober Nanti Pegawai Swasta Bakal Terbebani Potongan Dana Pensiun, Sukarela Tapi Wajib!
Benarkah Ada Dugaan Data Nasabah Bank Mandiri Dijual di Dark Web? Jika Benar, Kasusnya Sama Seperti Peretasan PT KAI
Tak Akui Munaslub Ilegal yang Pilih Anindya Bakri Sebagai Ketum Kadin, Arsjad Rasjid Kirim Surat ke Presiden Jokowi
Katanya Tak Ikut Campur Konflik di Kadin, Kenapa Menkumham Sebut Penetapan Anindya Bakrie Tunggu Keppres Jokowi?