HUKAMANEWS - Rupiah kembali mengalami tekanan setelah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya, Fed Funds Rate (FFR).
Pada perdagangan Kamis pagi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah delapan poin atau sekitar 0,05 persen menjadi Rp15.343 per dolar AS.
Ini tentu saja membuat banyak orang bertanya-tanya, "Apa sih efeknya bagi kita semua?"
Seperti yang dijelaskan oleh pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, penguatan dolar AS ini disebabkan oleh langkah The Fed yang memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin.
Pengurangan suku bunga ini memang mengejutkan, namun lebih mengejutkan lagi ketika Gubernur Bank Sentral AS menyatakan bahwa pemangkasan selanjutnya tidak akan sebesar ini, kemungkinan hanya sekitar 25 basis poin saja di akhir tahun.
Hal ini langsung membuat dolar AS menguat di kisaran 101,40 dari posisi sebelumnya di sekitar 100,90.
Ketika dolar AS menguat, biasanya mata uang negara berkembang seperti rupiah langsung 'ngeper'.
Tapi jangan buru-buru panik, ada sisi positifnya juga. Bunga rendah ini sebenarnya bisa menstimulasi ekonomi karena memudahkan orang untuk meminjam uang, entah untuk bisnis atau konsumsi.
Nah, dalam konteks Indonesia, Bank Indonesia (BI) mungkin saja ikut memangkas suku bunga acuannya lagi demi mendorong pertumbuhan ekonomi.
BI sendiri baru saja menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen.
Begitu pula dengan suku bunga deposit facility dan lending facility yang masing-masing turun 25 basis poin menjadi 5,25 persen dan 6,75 persen.
Dengan bunga yang lebih rendah, diharapkan sektor usaha bisa lebih bergairah untuk berekspansi, pinjaman untuk bisnis jadi lebih murah, dan roda perekonomian bisa bergerak lebih kencang.
Artikel Terkait
Ace Hardware 'Pamit', Transformasi Setelah 29 Tahun di Bisnis Retail, Inilah Penyebab dari Perubahannya!
Belum Reda Heboh Tapera, Oktober Nanti Pegawai Swasta Bakal Terbebani Potongan Dana Pensiun, Sukarela Tapi Wajib!
Benarkah Ada Dugaan Data Nasabah Bank Mandiri Dijual di Dark Web? Jika Benar, Kasusnya Sama Seperti Peretasan PT KAI
Tak Akui Munaslub Ilegal yang Pilih Anindya Bakri Sebagai Ketum Kadin, Arsjad Rasjid Kirim Surat ke Presiden Jokowi
Katanya Tak Ikut Campur Konflik di Kadin, Kenapa Menkumham Sebut Penetapan Anindya Bakrie Tunggu Keppres Jokowi?