Aksi Massa dan Masa Depan Demokrasi
Aksi demonstrasi yang terjadi hari ini menunjukkan bahwa rakyat masih peduli dan siap bersuara ketika merasa hak-haknya diinjak.
Namun, di balik itu, muncul pertanyaan besar: apakah aksi seperti ini akan terus menjadi jalan bagi rakyat untuk menuntut keadilan, atau justru mengarah pada sesuatu yang lebih destruktif?
Pemerintah dan DPR perlu segera merespon dengan bijak. Jika tidak, massa yang hari ini memenuhi Senayan bisa jadi hanya awal dari gelombang protes yang lebih besar.
Dalam situasi seperti ini, dialog dan keterbukaan menjadi kunci untuk menghindari konflik yang berkepanjangan.
Apa yang terjadi hari ini adalah peringatan keras bagi para pengambil kebijakan.
Suara rakyat tidak bisa diabaikan begitu saja. Mereka yang hari ini berkumpul di depan DPR adalah cermin dari keresahan yang lebih luas.
Dan jika aspirasi ini terus-menerus ditekan, bisa dipastikan akan ada letupan yang lebih besar di kemudian hari.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus belajar dari setiap momen seperti ini. Demokrasi bukan sekadar kata, melainkan praktik yang harus dihormati.
Dan ketika rakyat berbicara, pemerintah harus siap mendengarkan.
Jika tidak, sejarah akan mencatat mereka yang gagal menjaga amanah rakyat.***
Artikel Terkait
Rapat Paripurna DPR Tunda Lagi, Ada Siasat di Balik Penundaan RUU Pilkada? Simak Kecurigaan yang Mengemuka!
Baleg DPR Langgar Konstitusi, Ambang Batas dan Usia Calon Kepala Daerah Jadi Kontroversi! Apa Dampaknya?
Kericuhan di DPR, Habiburokhman Dilempari Botol saat Temui Demonstran yang Geram Tolak Revisi UU Pilkada!
Polisi Pasang Barikade Usai Gerbang Belakang DPR Roboh oleh Massa Aksi, Tindakan Pengamanan dan Kontroversi RUU Pilkada
Pakar: MK Jaga Demokrasi, DPR Malah Main Cepat-Cepat, RUU Pilkada Buat Apa Kalau Cuma Buat Akal-akalan?