Gen Z seringkali mengalami ketidakmampuan untuk memahami nilai kesabaran, yang tidak hanya tercermin dalam perilaku mereka, tetapi juga dapat berdampak pada keberlanjutan kehidupan mereka.
Dengan terlahir di era kehidupan yang serba instan, mereka cenderung kehilangan makna sabar dan menunggu untuk mencapai kesuksesan.
Raymond Chin menekankan bahwa dasar investasi adalah kesabaran, dan terburu-buru hanya akan menyebabkan kerugian.
Untuk mengatasi tantangan ini, Gen Z perlu memahami akar permasalahan mereka dan belajar dari nilai-nilai generasi sebelumnya.
Mereka harus bersikap rendah hati dan membuka diri untuk belajar dari pengalaman serta nilai-nilai yang telah membuat generasi sebelumnya lebih tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Salah satu langkah konkret yang dapat diambil oleh Gen Z adalah melepaskan diri dari ketergantungan pada informasi instan di era digital.
Baca Juga: Diduga Terima Suap Rp 8 Miliar, KPK Resmi Umumkan Mantan Wamenkumham Eddy Hiariej Jadi Tersangka
Meskipun sulit untuk sepenuhnya menghindari era digital, detaching diri untuk sementara waktu dapat membantu mereka menyadari bahwa menjadi individualis tidak selalu positif.
Kesadaran ini akan menghindarkan mereka dari kesepian dan perasaan dikucilkan dalam perbandingan dengan generasi lain.
Dengan menerapkan konsep intergenerational learning dan menginternalisasi nilai-nilai positif dari generasi sebelumnya, Gen Z dapat membangun ketangguhan mental yang diperlukan untuk menghadapi tantangan hidup dengan lebih percaya diri.
Baca Juga: Pilpres 2024, Politik Kotor, dan Upaya Pemakzulan Presiden Jokowi
Seiring berjalannya waktu, pembelajaran antargenerasi ini diharapkan dapat menciptakan Generasi Z yang lebih tangguh dan berkelanjutan dalam menjalani kehidupan mereka.***