Dalam sebuah pernyataan, Tjada D'Oyen McKenna, CEO Mercy Corps, sebuah organisasi bantuan yang menyediakan layanan kemanusiaan di Gaza, mengatakan konfirmasi bencana kelaparan ini "benar-benar mengerikan namun tidak mengejutkan" dan merupakan situasi yang "sepenuhnya dapat dicegah."
D'Oyen McKenna mengatakan Mercy Corps memiliki bantuan, termasuk paket makanan, perlengkapan kebersihan, dan material tempat tinggal di perbatasan Gaza yang menunggu izin masuk cukup untuk membantu 160.000 orang tetapi mengklaim telah diblokir selama berbulan-bulan.
Ia mengatakan bahwa, akibatnya, 2.700 paket makanan Mercy Corps berisi barang-barang yang telah kedaluwarsa.
"Masih ada waktu untuk menyelamatkan nyawa, tetapi hanya jika otoritas Israel memungkinkan bantuan kemanusiaan mengalir tanpa hambatan dan dalam skala yang dibutuhkan; jika para pekerja bantuan memiliki jaminan keamanan untuk bergerak bebas dan menjangkau warga sipil yang sangat membutuhkan bantuan; jika sistem listrik dan air dipulihkan dan dipertahankan sepenuhnya; dan jika layanan kesehatan dan gizi dapat berfungsi," bunyi sebagian pernyataan D'Oyen McKenna.
"Apa yang kita saksikan di Gaza adalah kegagalan moral tingkat tinggi. Dunia tahu cara menghentikan kelaparan kita hanya perlu tekad untuk bertindak."
Para pejabat Israel mengatakan ada ratusan truk bantuan yang terparkir di perbatasan untuk didistribusikan oleh PBB.
Pada akhir Juli, Ian Pannell dari ABC News mengunjungi sebuah posko bantuan di Gaza yang memiliki tumpukan makanan yang belum terkirim.
Seorang juru bicara IDF mengatakan bahwa merupakan tanggung jawab komunitas internasional untuk mengirimkannya, tetapi PBB mengatakan tidak dapat mengirimkan bantuan tersebut dengan aman.
Seorang juru bicara COGAT mengatakan pada hari Sabtu, menanggapi klaim dari Mercy Corps dan organisasi lain tentang penahanan bantuan, bahwa "kenyataannya sepenuhnya bertolak belakang dengan klaim yang dipublikasikan."
Juru bicara tersebut mengatakan, "Israel bertindak untuk mengizinkan dan memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Sementara organisasi teroris Hamas berupaya memanfaatkan bantuan tersebut untuk memperkuat kemampuan militernya dan mengonsolidasikan kendalinya atas penduduk.
Hal ini terkadang dilakukan dengan berkedok organisasi bantuan internasional tertentu, baik secara sadar maupun tidak." ***