HUKAMANEWS - sejak Rabu, 7 Mei 2025, Vatikan tengah menjadi pusat perhatian dunia.
Kapel Sistina yang biasanya sunyi tiba-tiba diselimuti nuansa khidmat saat 133 kardinal dari seluruh dunia memulai konklaf, sebuah proses tertutup untuk memilih Paus pengganti.
Para kardinal tersebut berasal dari 70 negara dan kini memikul tanggung jawab besar dalam menentukan pemimpin tertinggi Gereja Katolik berikutnya.
Momen ini tak hanya penting bagi internal gereja, tapi juga menjadi sorotan global karena Paus memainkan peran strategis dalam berbagai isu dunia.
Upacara pembukaan konklaf dilakukan dengan penuh khidmat.
Dengan mengenakan jubah merah khas, para kardinal berjalan bersama dari Basilika Santo Petrus menuju Kapel Sistina.
Sepanjang prosesi, terdengar lantunan himne “Litani Para Kudus” yang mengiringi langkah mereka menuju altar.
Satu per satu, para kardinal membungkuk dengan penuh hormat di hadapan altar sebelum mengucapkan sumpah kerahasiaan secara bersama-sama.
Sumpah ini menjadi penanda dimulainya masa isolasi total, di mana seluruh kardinal terputus dari komunikasi luar demi menjaga integritas proses pemilihan.
Mereka kini tinggal di Casa Santa Marta, wisma dalam kompleks Vatikan, tanpa akses ke telepon maupun internet.
Proses konklaf ini merupakan yang pertama sejak wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025 lalu.
Paus Fransiskus dikenang sebagai sosok progresif yang melakukan banyak reformasi dalam tubuh Gereja Katolik.
Kini, dunia menanti apakah penerusnya akan melanjutkan semangat reformasi tersebut, atau justru membawa arah baru dengan pendekatan yang lebih konservatif.