Konklaf 2025 Dimulai, Kapel Sistina Dikunci, 133 Kardinal Dunia Mulai Pilih Paus Baru, Siapa yang Paling Dijagokan?

photo author
- Kamis, 8 Mei 2025 | 07:00 WIB
Kapel Sistina jadi saksi konklaf 2025, 133 kardinal dunia bersumpah pilih Paus baru dalam proses rahasia Vatikan. (HukamaNews.com / Net)
Kapel Sistina jadi saksi konklaf 2025, 133 kardinal dunia bersumpah pilih Paus baru dalam proses rahasia Vatikan. (HukamaNews.com / Net)

HUKAMANEWS - sejak Rabu, 7 Mei 2025, Vatikan tengah menjadi pusat perhatian dunia.

Kapel Sistina yang biasanya sunyi tiba-tiba diselimuti nuansa khidmat saat 133 kardinal dari seluruh dunia memulai konklaf, sebuah proses tertutup untuk memilih Paus pengganti.

Para kardinal tersebut berasal dari 70 negara dan kini memikul tanggung jawab besar dalam menentukan pemimpin tertinggi Gereja Katolik berikutnya.

Momen ini tak hanya penting bagi internal gereja, tapi juga menjadi sorotan global karena Paus memainkan peran strategis dalam berbagai isu dunia.

Upacara pembukaan konklaf dilakukan dengan penuh khidmat.

Baca Juga: Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif Bakal Balas Serangan India yang Hancurkan Pakistan dengan Rudal

Dengan mengenakan jubah merah khas, para kardinal berjalan bersama dari Basilika Santo Petrus menuju Kapel Sistina.

Sepanjang prosesi, terdengar lantunan himne “Litani Para Kudus” yang mengiringi langkah mereka menuju altar.

Satu per satu, para kardinal membungkuk dengan penuh hormat di hadapan altar sebelum mengucapkan sumpah kerahasiaan secara bersama-sama.

Sumpah ini menjadi penanda dimulainya masa isolasi total, di mana seluruh kardinal terputus dari komunikasi luar demi menjaga integritas proses pemilihan.

Baca Juga: Rahasia Konklaf di Kapel Sistina Terungkap, Lukisan 'Hari Kiamat' hingga Asap Hitam Putih Penentu Takhta Paus!

Mereka kini tinggal di Casa Santa Marta, wisma dalam kompleks Vatikan, tanpa akses ke telepon maupun internet.

Proses konklaf ini merupakan yang pertama sejak wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025 lalu.

Paus Fransiskus dikenang sebagai sosok progresif yang melakukan banyak reformasi dalam tubuh Gereja Katolik.

Kini, dunia menanti apakah penerusnya akan melanjutkan semangat reformasi tersebut, atau justru membawa arah baru dengan pendekatan yang lebih konservatif.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Sumber: Metro TV

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X