global

World War 3 Dimulai! Bukan Lagi Perang Senjata, Dunia Kini Masuki Era Perang Dagang yang Bisa Picu Krisis Global

Selasa, 8 April 2025 | 19:00 WIB
Perang Dunia Ketiga Tak Lagi Soal Senjata, Tapi Soal Ekonomi (HukamaNews.com)

HUKAMANEWS - Dunia saat ini menghadapi ancaman besar yang tidak terdengar seperti deru peluru atau ledakan bom.

Bukan lagi perang yang melibatkan tank dan jet tempur, tapi perang yang digerakkan oleh tarif, kebijakan proteksionis, dan gesekan dagang antarnegara.

Perang dagang global kini menjadi medan baru yang sama gentingnya seperti konflik bersenjata.

Isyarat ini datang dari Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, yang baru-baru ini memberikan peringatan tajam dalam pidatonya di parlemen.

Baca Juga: Dampak Kurs Rupiah terhadap Remitansi, Kapan Waktu Paling Cuan Kirim Uang dari Luar Negeri ke Indonesia?

Menurut Wong, arah kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah mantan Presiden Donald Trump, khususnya soal tarif universal 10 persen, menjadi sinyal nyata bahwa dunia sedang bergeser dari era perdagangan bebas menuju era yang lebih menutup diri dan rawan benturan kepentingan.

Wong menilai bahwa kebijakan tersebut tidak hanya mengguncang struktur ekonomi global, tetapi juga merusak tatanan multilateral yang selama ini dijaga oleh WTO (Organisasi Perdagangan Dunia).

Ia bahkan menyebut pendekatan tarif timbal balik sebagai bentuk penolakan terang-terangan terhadap sistem perdagangan global yang adil dan berbasis aturan.

Bagi negara seperti Singapura yang hidup dari denyut ekspor dan arus barang lintas negara, situasi ini menjadi tantangan yang sangat serius.

Baca Juga: Deretan Negara dengan Gaji Tertinggi untuk Pekerja Indonesia Saat Rupiah Melemah, Minat Kabur Aja Dulu ke Sini?

Bila negara-negara lain ikut-ikutan mengikuti jejak proteksionis Amerika, maka negara-negara kecil yang bergantung pada sistem global akan terkena imbas paling besar.

Dalam konteks ini, Singapura merasa dirinya berada di posisi yang sangat rentan, terlebih jika sistem WTO benar-benar runtuh.

Menariknya, Singapura memilih jalur damai.

Alih-alih membalas dengan tarif serupa, mereka justru menahan diri.

Namun, Wong sadar bahwa tidak semua negara akan bersikap sama.

Halaman:

Tags

Terkini