global

Keji! Serangan Israel Bakar Jurnalis Palestina Hidup-hidup, Dunia Kembali Dikejutkan Kekejaman di Gaza

Selasa, 8 April 2025 | 10:00 WIB
Tenda jurnalis di Gaza terbakar akibat serangan udara Israel (HukamaNews.com / Net)

Tragedi ini membangkitkan kembali memori kelam tentang serangan udara Israel pada Oktober lalu yang juga membakar tenda pengungsi di sekitar Rumah Sakit Al-Aqsa.

Kala itu, sejumlah warga sipil termasuk anak-anak turut tewas terbakar.

Kini, dunia menyaksikan horor yang sama terulang kembali, dengan korban yang kali ini adalah penjaga informasi, para jurnalis.

Sejak dimulainya perang pada Oktober 2023, setidaknya 210 jurnalis Palestina telah kehilangan nyawa.

Baca Juga: Gelombang Protes Meluas di AS, Ratusan Ribu Warga Bangkit Tolak Kuasa Trump dan Elon Musk

Angka ini membuat konflik di Gaza disebut sebagai konflik paling mematikan bagi jurnalis sepanjang sejarah, menurut laporan dari Proyek Biaya Perang yang dirilis Watson Institute for International and Public Affairs.

Laporan tersebut menyebut jumlah jurnalis yang tewas di Gaza melampaui total korban jurnalis dalam Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Vietnam, konflik di Yugoslavia, dan perang di Afghanistan jika digabungkan.

Menyasar jurnalis secara langsung atau gagal membedakan antara warga sipil dan kombatan di zona perang bisa dikategorikan sebagai kejahatan perang menurut hukum internasional.

Namun, sampai saat ini belum ada sanksi serius yang dijatuhkan kepada Israel dari komunitas internasional terkait rentetan kematian tersebut.

Baca Juga: I Stand With Palestine, Kutuk Serangan Israel Terhadap Paramedis, Israel Bantah Namun Video Buktikan Serangan Brutal

Serangan terbaru ini terjadi setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang sempat menurunkan intensitas konflik pada Januari lalu kembali runtuh.

Gencatan senjata sebelumnya menghasilkan pembebasan puluhan tawanan Israel dan asing oleh Hamas, sebagai imbalan atas ribuan tahanan Palestina yang dilepaskan dari penjara Israel.

Namun sejak pertengahan Maret, kekerasan kembali meningkat.

Total korban jiwa sejak konflik meletus kembali telah melampaui 1.330 orang, dengan hampir 3.300 lainnya mengalami luka-luka.

Secara keseluruhan, lebih dari 50.000 jiwa telah melayang sejak Oktober 2023, sebagian besar merupakan warga sipil.

Halaman:

Tags

Terkini