global

Rencana Trump Pindahkan Warga Gaza ke Negara Lain Dikutuk Hamas, Rakyat Gaza Tak Akan Biarkan Trump Rebut Tanah Palestina!

Rabu, 5 Februari 2025 | 20:34 WIB
Israel AS bersengkokol usir warga Gaza dengan cara pindahkan mereka ke negara lain, Hamas sebut tak akan pernah terwujud impian keji keduanya (Ist)

Jika disetujui, tahap tersebut akan meliputi penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan pembebasan semua tawanan.

Trump meragukan kekuatan perjanjian tersebut dan kemungkinan perjanjian itu akan bertahan lama.

"Serangan itu bisa dimulai besok," kata Trump.

Dalam pengumumannya mengenai rencana pembangunan kembali Gaza, Trump mengisyaratkan AS akan mengambil "posisi kepemilikan jangka panjang" atas wilayah kantong tersebut.

"Ini bukan keputusan yang dibuat dengan mudah. ​​Semua orang yang saya ajak bicara menyukai gagasan Amerika Serikat memiliki sebidang tanah itu, mengembangkan dan menciptakan ribuan lapangan kerja dengan sesuatu yang luar biasa," katanya.

Tanpa memberikan banyak rincian tentang bagaimana rencananya akan dilaksanakan, Trump menyatakan harapan bahwa warga Palestina yang mengungsi di Gaza akan "pergi ke negara-negara lain yang menarik dengan hati yang manusiawi".

Baca Juga: KPK Geledah Rumah Ketum Pemuda Pancasila, Isinya Bikin Geleng-Geleng!

Meskipun ia mengisyaratkan warga Palestina juga akan terus tinggal di sana.

Presiden AS mengatakan Gaza bisa menjadi rumah bagi "masyarakat dunia".

"Saya pikir Anda akan menjadikannya tempat yang luar biasa dan internasional. Saya pikir potensi di Jalur Gaza luar biasa. Dan saya pikir seluruh dunia perwakilan dari seluruh dunia akan hadir dan tinggal di sana. Warga Palestina juga, warga Palestina akan tinggal di sana," katanya.

"Banyak orang akan tinggal di sana."

Ketika ditanya apakah tentara AS dapat dikirim ke Gaza untuk menjaga keamanan, Trump mengatakan itu adalah suatu kemungkinan.

"Sejauh menyangkut Gaza, kami akan melakukan apa yang diperlukan. Jika diperlukan, kami akan melakukannya," katanya.

Netanyahu, yang memuji Trump sebagai "sahabat terbaik" yang pernah dimiliki Israel, mengatakan rencana presiden AS itu layak "diperhatikan" dan dapat "mengubah sejarah".

"Dia melihat masa depan yang berbeda untuk sebidang tanah yang telah menjadi fokus begitu banyak terorisme, begitu banyak serangan terhadap kami, begitu banyak cobaan dan begitu banyak kesengsaraan," kata Netanyahu.***

Halaman:

Tags

Terkini