Rencana Trump Pindahkan Warga Gaza ke Negara Lain Dikutuk Hamas, Rakyat Gaza Tak Akan Biarkan Trump Rebut Tanah Palestina!

photo author
- Rabu, 5 Februari 2025 | 20:34 WIB
Israel AS bersengkokol usir warga Gaza dengan cara pindahkan mereka ke negara lain, Hamas sebut tak akan pernah terwujud impian keji keduanya (Ist)
Israel AS bersengkokol usir warga Gaza dengan cara pindahkan mereka ke negara lain, Hamas sebut tak akan pernah terwujud impian keji keduanya (Ist)

HUKAMANEWS - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan AS akan "mengambil alih" dan "memiliki" Gaza setelah memukimkan kembali warga Palestina di tempat lain.

Trump berencana membangun kembali Gaza dengan luar biasa yang ia klaim dapat mengubah daerah kantong itu menjadi "Riviera Timur Tengah".

Dalam pengumuman mengejutkan yang mengubah kebijakan AS selama beberapa dekade terhadap konflik Israel-Palestina, Trump mengatakan pada hari Selasa, bahwa pemerintahannya akan mempelopori pembangunan di wilayah kantong tersebut.

Trump akan "menyediakan lapangan pekerjaan dan perumahan tanpa batas bagi masyarakat di wilayah tersebut".

"AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami juga akan melakukan pekerjaan di sana. Kami akan menguasainya," kata Trump di Gedung Putih setelah berunding dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Trump menambahkan bahwa pemerintahannya akan bertanggung jawab untuk membersihkan bangunan yang hancur dan membongkar "bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya".

Baca Juga: Nelayan Banten Tunggu Komando Panglima Perang Kesultanan Banten Demo Besar-besaran, Bahkan Revolusi untuk Batalkan PIK

Hamas, kelompok Palestina yang memerintah Gaza, dengan cepat mengutuk usulan tersebut sebagai "resep untuk menciptakan kekacauan dan ketegangan di wilayah tersebut".

"Rakyat kami di Jalur Gaza tidak akan membiarkan rencana ini terlaksana," kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.

"Yang dibutuhkan adalah diakhirinya pendudukan dan agresi terhadap rakyat kami, bukan pengusiran mereka dari tanah mereka. Rakyat kami di Gaza telah menggagalkan rencana pemindahan dan deportasi di bawah pemboman selama lebih dari 15 bulan."

Usulan luar biasa Trump menimbulkan ketidakpastian atas putaran negosiasi berikutnya untuk memperpanjang gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hamas.

Gencatan senjata awal selama 42 hari, yang akan membebaskan 33 tawanan Israel dan hampir 2.000 tahanan Palestina, berakhir pada tanggal 1 Maret.

Sebelumnya pada hari Selasa, seorang juru bicara Hamas mengatakan negosiasi untuk gencatan senjata tahap kedua telah dimulai.

Baca Juga: Bahlil Ambil Langkah Cabut Izin Pangkalan Gas Nakal, Mana Ada Urus

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Keikei Utari

Sumber: Al Jazeera

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X