“Kami mengutuk kekerasan yang terjadi pada pertandingan antara tim Labe dan Nzerekore. Kami menyerukan masyarakat untuk tetap tenang dan memberi ruang bagi tenaga medis merawat yang terluka,” tulisnya.
Tragedi ini terjadi di tengah turnamen sepak bola yang digelar untuk menghormati pemimpin junta militer Guinea, Mamadi Doumbouya.
Turnamen tersebut dianggap sebagai bagian dari langkah politik menjelang pemilihan presiden 2025.
Namun, semangat sportivitas berubah menjadi duka mendalam akibat peristiwa brutal ini.
Banyak pihak kini menyerukan evaluasi terhadap penyelenggaraan turnamen serupa demi mencegah tragedi berulang.
Bentrokan ini tidak hanya mencoreng dunia sepak bola Guinea, tetapi juga menyoroti tantangan besar dalam menjaga stabilitas keamanan di negara tersebut.
Masyarakat internasional pun ikut memantau perkembangan kasus ini dengan keprihatinan.
Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi terkait langkah hukum terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Namun, desakan untuk penyelidikan menyeluruh terus bergema dari berbagai kalangan.
Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya sportivitas, baik di lapangan maupun di luar stadion.
Sepak bola seharusnya menyatukan, bukan menjadi pemicu konflik yang menelan korban jiwa.***