Aksi massa ini menunjukkan bahwa kemarahan publik belum reda, sekaligus memperlihatkan dukungan penuh terhadap langkah-langkah balasan yang diambil pemerintah Iran.
Pernyataan resmi juga datang dari Menteri Dalam Negeri Iran, Eskandar Momeni.
Dalam pidatonya, ia menyebut bahwa Amerika Serikat dan Israel telah gagal menepati komitmen internasional dan etika konflik bersenjata.
Momeni menegaskan bahwa angkatan bersenjata Iran berada dalam kondisi siaga penuh untuk merespons setiap pelanggaran lebih lanjut.
Ia menutup pidatonya dengan nada keras, menekankan bahwa "Iran tidak akan ragu untuk memberikan respons tegas terhadap siapa pun yang melanggar kedaulatan negara."
Kondisi ini memperlihatkan bahwa walau gencatan senjata telah diumumkan, ketegangan politik dan militer antara Iran dan Israel masih jauh dari kata usai.
Upacara pemakaman ini menjadi pengingat kuat akan dampak nyata dari konflik geopolitik di Timur Tengah, sekaligus mencerminkan sikap Iran dalam membingkai narasi nasionalnya terhadap para korban.
Meskipun prospek perdamaian jangka panjang masih penuh ketidakpastian, Iran kini tengah merangkai kembali kekuatan militernya, sembari memperkuat semangat nasionalisme yang terpupuk dari pengorbanan para tokoh yang telah gugur.***
Artikel Terkait
Trump Dinilai Untung Besar dari Gencatan Senjata Iran-Israel, Tapi Banyak yang Masih Curiga
Sosok Pengkhianat Reza Pahlavi, Putra Shah Terakhir Iran yang Condong Bela Netanyahu, "Rayu" Militer Iran untuk Gulingkan Rezim
Perang Iran-Israel Ternyata Cuma Permainan Intelijen Amerika? Begini Analisis Mengejutkan Eks Kepala BIN!
Evakuasi WNI dari Konflik Israel-Iran Berlanjut, Dasco Minta Tetap Tenang: Pemerintah Bergerak Bertahap
Pasca Serangan Iran yang "Hancurkan" Israel, Trump Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata Israel Hamas Segera Disepakati